STUDILMU Career Advice - Mengembangkan Executive Presence

Mengembangkan Executive Presence


by STUDiLMU Editor
Posted on Apr 02, 2019

 
Halo rekan pembaca Career Advice, masihkah Anda bersemangat pada hari ini? Seberapa besar peningkatan yang telah Anda lakukan dalam karier Anda? Pada artikel kali ini, kita akan mengambil sebuah cerita pengembangan karier dari kisah Ani yang memperbaiki dan mengembangkan executive presence
 
“Jadikan ia lebih tinggi 2 inchi lagi!” Ini adalah perintah Burhan, seorang eksekutif yang menginginkan Ani bekerja untuknya. Ani adalah seorang gadis pintar yang memiliki potensi tinggi. Burhan sangat berharap bahwa Ani dapat membuatnya sukses, tetapi Burhan memiliki kekurangan, yaitu executive presence, dia tidak memiliki kelebihan dalam hal ini. 
 
Ani adalah seorang gadis yang pendek dan nyaris tak terlihat. Ia memiliki tubuh yang kecil dan berjalan dengan sangat cepat. Dia selalu terlihat ragu dan menutup mulutnya dengan tangan setiap kali ia  berbicara dengan orang lain. Dia juga menatap langit-langit dan tidak berani menatap lawan bicaranya.
 
Bagi seorang Ani, executive presence pastinya merupakan hal yang sangat menantang. Tetapi, executive presence bukanlah bakat bawaan yang dimiliki seseorang sejak lahir. Ini adalah serangkaian perilaku yang membuat seseorang dapat mengerahkan perhatian orang lain pada dirinya. Dan ketika orang tersebut benar-benar melakukannya, orang lain akan menjadi terinspirasi. 
 
Pada dasarnya Ani memahami hal ini dengan jelas. Dia hanya tidak tahu cara untuk memulainya. Sampai pada akhirnya Ani menemukan sebuah mentor dalam pusat pelatihan yang membantunya memperbaiki executive presence dalam dirinya. Berikut adalah beberapa prinsip umum untuk memperbaiki executive presence yang dilakukan Ani. Dan tentunya, ini juga dapat menjadi tuntunan bagi rekan pembaca Career Advice dalam menumbuhkan executive presence.
 

Fokus.

Perhatian yang dimiliki seseorang sama seperti cahaya lampu senter yang bergerak bebas di sebuah ruangan gelap. Tetapi ada suatu kebutuhan untuk memusatkan perhatian itu dengan sengaja dan penuh kesadaran. Untuk melatih fokusnya, Ani belajar untuk berlatih pernapasan. Pernapasan merupakan jangkar yang ia perlukan untuk memasukkan kesadaran diri secara penuh dalam tubuhnya dan juga lingkungan disekitarnya. Ketika ia mulai menyatu dengan tubuhnya, dia mulai bisa merasa rileks. 
 

Menggunakan bahasa tubuh.

Dalam latihan pernapasan yang dilakukan, Ani juga harus meningkatkan kesadaran akan pesan yang ingin disampaikan tubuhnya. Ia memiliki strategi bahwa ia membuat dirinya seperti seorang ratu. Ia melatih dirinya berjalan tegap. Berjalan tegap membuatnya merasa lebih tenang dan bermartabat. Dan ia mulai menunjukkan otoritas yang lebih.

Merenungkan kebiasaan yang dimiliki.

Seiring bertambahnya rasa percaya dan kenyamanan yang dimiliki Ani, kebiasaannya menutup wajah dengan tangan mulai ditinggalkan. Dia menyadari bahwa ia terbiasa dengan budaya yang tidak mengharuskannya untuk tampil menonjol. Ia juga merasa bahwa ia telah kehilangan sisi feminimnya sebagai wanita karena ia hidup di lingkungan yang terdiri dari banyak pria. Ia mulai menata ulang identitasnya dan mencoba untuk mengekspresikan dirinya melalui penampilannya. Percakapan introspektif juga membuat Ani dapat menghadapi ketakutan dan berbicara dengan lebih berani. Ani memulai hidupnya dengan kebiasaan-kebiasaan baru yang tidak lagi membuatnya terbelakang.
 

Berlatih dengan dorongan dari orang lain.

Memiliki seorang rekan kerja ataupun mentor yang mengetahui bahwa Anda sedang memperbaiki executive presence dapat meningkatkan keahlian dan kepercayaan diri Anda. Burhan menyadari sikap Ani yang mulai lebih terbuka dan umpan balik yang ia berikan menjadi sebuah masukan positif bagi Ani. Lau, Burhan mulai mengajak Ani untuk berbicara di depan banyak orang dalam perusahaan. 
 

Membangun hubungan.

Mempertahankan executive presence di depan penonton data menjadi hal yang menakutkan dan berbicara di depan umum menjadi sebuah hal yang sangat tidak nyaman bagi Ani. Dia merekam penampilannya dalam sebuah video, dia berusaha sebisa mungkin untuk mengatur pernapasan dalam menghasilkan nada suara yang berat dan membuat jeda diantara kata-kata yang disampaikannya. Dia terhubung dengan para penonton. Ia melakukannya dengan mempelajari cara menyampaikan cerita yang menarik dan dapat memikat setiap pendengar. Kehati-hatian yang ia miliki juga membantunya untuk berpikir jernih sehingga ia dapat menghasilkan ide-ide yang strategis. Ide-ide inilah yang membuatnya lebih dapat memberikan pengaruh secara efektif. Dan dalam waktu singkat, ia mulai menikmati dan menyukai interaksi kelompok yang dilakukannya.
 

Tetap tenang.

Ketenangan merupakan dasar yang dibutuhkan dalam executive presence. Untuk mempertahankan ketenangan, Ani belajar untuk menggunakan pernapasannya sebagai alat pengukur kecemasan yang dimilikinya. Dia mampu untuk mengatur cepat dan lambat nada bicaranya tanpa mengurangi kejelasan ucapan yang disampaikannya. Ia tidak lagi berbicara dengan tiba-tiba dan impulsif. Dia dapat menetapkan batasan, mengendalikan intrupsi dan memastikan bahwa ia tetap dapat berpikir sekalipun ia berada dalam tekanan.
 
Setelah beberapa bulan, Burhan mengundang Ani untuk melakukan coaching. Coaching ini dilakukan untuk mengevaluasi perkembangan dan kemajuan yang Ani lakukan dalam kariernya. Burhan menyampaikan rasa bangganya dan mengatakan bahwa ia hanya meminta Ani untuk menambah 2 inchi, tetapi Ani mampu memberikannya 2 meter. 
 
Di masa lalu, umpan balik seperti ini akan terdengar sangat buruk bagi Ani. Ia akan merasa sangat malu dan tidak memiliki keberanian untuk menampakkan wajahnya lagi. Tetapi sekarang, Ani mampu memberikan senyum di wajahnya dan mengatakan ‘terimakasih’ kepada Burhan. Suatu perubahan drastis yang tentunya sangat berguna sekali bagi Ani.
 
Lalu, bagaimana dengan rekan pembaca Career Advice, apakah Anda juga merasa bahwa Anda perlu memperbaiki dan meningkatkan executive presence? Jika ya, temukan caranya. Dapatkan seorang mentor atau bergabunglah dalam pelatihan yang dapat membantu Anda meningkatkan executive presence. Nantinya, Anda akan melihat kemajuan yang signifikan yang dapat membawa Anda tampil melegit dalam karier yang Anda tekuni
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini