STUDILMU Career Advice - Mengenal Para Milenial di Dunia Kerja Lebih Dalam

Mengenal Para Milenial di Dunia Kerja Lebih Dalam


by STUDiLMU Editor
Posted on Aug 16, 2019

Siapakah Para Milenial? 

Para milenial, generasi milenial atau kaum milenial adalah mereka yang lahir antara tahun 1980 sampai 2000-an. Kita mengenal banyak nama generasi seperti, Milenial, Generasi Y, Generasi X, bahkan generasi Z. Pembahasan tentang generasi x y z millennial sangat sering ditemukan dimana-mana. Namun, yang sedang booming dan ramai diperbincangkan oleh banyak orang di dunia kerja adalah generasi milenial. 
 
Yap! Para milenial memang tidak ada habisnya mencuri perhatian khalayak umum, terutama para generasi senior di dunia kerja untuk mengenal dan memahami mereka lebih dalam. Mungkin banyak dari kita yang bertanya-tanya, bagaimana sih peran milenial di dunia kerja, sikap generasi milenial dalam bekerja atau budaya kerja generasi milenial? Generasi milenial adalah generasi yang memiliki berbagai asumsi di kalangan masyarakat. 
 
Pekerja millennial dikenal sebagai para pekerja yang pemalas, suka hasil yang instan dan sulit untuk dimengerti. Budaya kerja milenial dianggap sangat berbeda dengan budaya kerja para generasi sebelumnya. Bahkan, beberapa perusahaan atau kantor sudah mulai membangun citra mereka menjadi “kantor millennial” loh!
 

Yuk, Mengenal Para Milenial di Dunia Kerja Lebih Dalam

Dikarenakan banyak sekali asumsi dan spekulasi terhadap para milenial, maka pada artikel kali ini kami akan membawa rekan-rekan Career Advice untuk mengenal para milenial lebih dalam, terutama bagaimana karakteristik mereka dan apa yang mereka inginkan di dunia kerja. Menurut website LinkedIn dot com, ada beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang kaum milenial, sehingga kita bisa mengenal para milenial lebih jauh dan lebih baik lagi.
 

Bagaimana Karakteristik Para Milenial?

Ada beberapa karakteristik penting yang dimiliki para milenial di dunia kerja. Beberapa karakteristik ini benar-benar menggambarkan diri mereka dalam menghadapi pekerjaan.

1. Mereka adalah Pribadi yang Multitasking.

Para milenial memiliki karakter yang kuat dalam mengerjakan beberapa pekerjaan dalam satu waktu secara bersamaan. Mereka sangat pandai dalam melakukan hal ini. Jika rekan pembaca pernah melihat karyawan milenial bermain ponsel di sela-sela pekerjaannya. Itu bukan berarti mereka tidak bekerja atau tidak serius dalam mengerjakan sesuatu. 
 
Semua itu terjadi karena mereka adalah orang-orang yang multitasking. Para milenial bisa mengerjakan laporan keuangan, slide presentasi sambil membalas chat rekan kerjanya. Atau, makan siang sambil mengerjakan tugas kerja di depan laptopnya. Yes! Itulah mengapa para milenial sering tergoda untuk membuka akun media sosial mereka saat bekerja.
 

2. Mereka adalah Pribadi yang Suka Terhubung.

Para milenial adalah orang-orang yang sangat suka terhubung satu sama lain. Coba deh kita perhatikan, hampir seluruh media sosial yang ada seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan akun media sosial lainnya dipenuhi oleh para milenial. Mereka adalah orang-orang yang tidak bisa untuk tidak terkoneksi walau hanya satu hari saja, karena dengan cara itulah mereka bisa mendapatkan informasi-informasi terkini. 
 
Para milenial cenderung tidak suka bekerja di organisasi atau perusahaan yang tidak bersentuhan dengan teknologi. Bagi mereka, itu adalah hal yang ketinggalan zaman dan tidak relevan dengan perubahan yang ada. Itulah mengapa semakin banyak perusahaan yang hadir dengan membangun citra mereka menjadi kantor millennial. 
 

3. Mereka adalah Para Penggemar Teknologi.

Tech-Savvy, yes! Itu adalah karakteristik utama yang sangat melekat pada para milenial. Memang tidak dapat disangkal lagi bahwa para milenial adalah generasi yang sangat jago mengotak-atik teknologi dibandingkan para generasi sebelumnya (Yap! Walaupun mungkin nanti generasi Z akan menyaingi para milenial). 
 
Kondisi ini memberikan harapan yang besar bagi para milenial kepada perusahaan di era digital untuk selalu mengikuti perkembangan teknologi. Para milenial sangat menghargai perusahaan yang benar-benar mengandalkan teknologi. Misalnya, perusahaan menyediakan fasilitas e-learning sehingga para karyawan milenial dapat belajar dan mengembangkan kemampuan mereka. 
 

4. Mereka adalah Pribadi yang Selalu Ingin Tahu.

Istilah “kepo” atau selalu ingin tahu segala hal adalah karakteristik yang juga sangat melekat dalam pribadi para milenial. Para milenial adalah generasi yang tidak suka terkungkung dalam ketidaktahuan, sehingga mereka akan mencari tahu segala hal yang ingin mereka ketahui melalui teknologi. Yap! terlebih lagi mereka adalah para tech-savvy. Jadi, tidak sulit bagi mereka untuk mengembangkan rasa kepo-nya hehe. 
 
Kabar baiknya, para generasi Z juga memiliki karakteristik yang hampir sama dengan para milenial yaitu, suka berinvestasi dalam pembelajaran berkelanjutan. Jadi, segala fasilitas belajar dan perkembangan yang disediakan oleh perusahaan tidak akan terbuang sia-sia begitu saja, karena para generasi Z juga akan menggunakannya lagi. 
 

Apa yang Diinginkan oleh Para Milenial?

Setelah mengetahui beberapa karakteristik yang dimiliki oleh para milenial, sekarang kita perlu tahu apa saja hal-hal yang diinginkan oleh para milenial?
 

1. Mereka Menginginkan Keseimbangan dan Fleksibilitas Pekerjaan dan Kehidupan 

Berbeda dengan generasi-generasi senior sebelumnya, para milenial bukanlah orang-orang yang rela mengorbankan seluruh waktu pribadi mereka untuk kemajuan karier. Eits! Bukan berarti karier adalah hal yang tidak penting ya bagi mereka. 
 
Mereka percaya bahwa karier adalah hal yang harus mereka fokuskan, namun di sisi lain mereka juga perlu memiliki kehidupan pribadi yang menyenangkan. Dengan kata lain, keseimbangan dan fleksibilitas dari kehidupan pekerjaan dan kehidupan pribadi adalah hal yang sangat mereka dambakan. 
 
Prinsipnya “Work Hard, Play Hard”, semakin keras mereka bekerja, maka semakin keras juga mereka bermain-main untuk merasakan kesenangan hidup. Selain itu, para milenial juga termasuk ke dalam karyawan yang ingin memiliki jadwal fleksibel untuk bekerja. Jadi, kami sangat menyarankan para perusahaan untuk mulai mempertimbangkan jadwal kerja yang fleksibel, jika rekan-rekan pembaca memang ingin merekrut lebih banyak karyawan milenial. 

2. Mereka Menginginkan Kolaborasi atau Kerja Sama yang Kompak. 

Siapa bilang kaum milenial adalah orang-orang yang egois? Nyatanya tidak, karena para milenial memiliki karakteristik yang suka terhubung dengan orang-orang di sekitarnya. Karakter ini telah menjadikan mereka sebagai pribadi yang suka bekerjasama dan cenderung memiliki kolaborasi yang kompak. Dengan kata lain, mereka memiliki orientasi tim yang sangat kuat. Saran kami, jika perusahaan rekan pembaca ingin merekrut para milenial lebih banyak lagi, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa perusahaan Anda akan membuka peluang yang lebih banyak untuk berkolaborasi dan mengerjakan proyek bersama tim. Dengan begitu, mereka akan sangat tertarik untuk bekerja bersama perusahaan rekan pembaca. 
 

3. Mereka Ingin Mendapatkan Validasi secara Instan

Memang benar bahwa para milenial sangat menginginkan validasi kuat yang didapatkan secara instan. Para milenial ingin mengetahui bahwa jalan yang sedang mereka tempuh adalah jalur yang benar untuk mencapai kesuksesan karier. Mengapa para milenial bersikap seperti ini? karena kaum milenial tumbuh dengan berbagai pujian yang diberikan oleh orang tua Baby Boomer mereka. Sehingga, para milenial tumbuh menjadi pribadi yang suka dipuji dan ini adalah cara agar pencapaian mereka semakin meroket. Hal yang perlu dilakukan oleh para pemimpin perusahaan adalah memberitahu para milenial bahwa posisi dan peranan yang mereka duduki sangatlah penting di dalam perusahaan. Selain itu, jangan lupa untuk memuji mereka setiap kali para milenial membawa keberhasilan dalam pekerjaannya, karena tindakan ini akan semakin memotivasi mereka untuk lebih produktif dan lebih berprestasi. 
 

4. Mereka Menginginkan Sebuah Keaslian. 

Para milenial adalah generasi yang sangat memprioritaskan sebuah keaslian. Selama mereka tumbuh dewasa, para milenial merasa sangat muak dengan berbagai iklan yang memiliki sejuta jargon perusahaan atau kata-kata palsu yang tidak terlalu berarti. Sehingga, kondisi ini membuat para milenial menginginkan sebuah keaslian dan kehidupan yang nyata. Dengan begitu, akankah lebih baik jika perusahaan dan para pemimpin perusahaan berusaha untuk bersikap se-asli mungkin, atau menjadi orang yang apa adanya. Hindari penggunaan jargon perusahaan yang berlebihan, karena itu hanya akan membuat mereka merasa pusing dan tidak tertarik. 
 

5. Mereka Menginginkan Transparansi. 

Dalam hal komunikasi, para milenial adalah generasi yang sangat menginginkan transparansi, yaitu hubungan yang dilakukan secara terbuka dan jujur. Hubungan transparansi ini sangat mereka perlukan ketika berkomunikasi dengan manajer (atasannya) atau dengan rekan-rekan kerjanya yang lain. Komunikasi yang jujur dan terbuka membuat para milenial menginginkan umpan balik yang jujur dari para atasannya, sehingga mereka dapat memperbaiki diri menjadi lebih baik. Dalam hal ini, perusahaan harus bisa bersikap transparan dengan para kandidat milenial semenjak dari proses perekrutan. Misalnya, menjelaskan kepada karyawan milenial terkait keistimewaan apa saja yang akan mereka dapatkan seperti, asuransi, bonus, dan lain sebagainya. 
 

6. Mereka Menginginkan Kemajuan Karier. 

Kemajuan karier adalah hal yang sangat dicita-citakan oleh para milenial. Sehingga, mereka sangat menginginkan kemajuan karier di dalam dunia kerja. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk memastikan bahwa perusahaan tempat mereka bekerja sekarang memang menunjang peningkatan karier mereka di masa mendatang. Hal yang perlu dilakukan oleh perusahaan adalah menjelaskan bagaimana kandidat milenial dapat meraih peluang naik pangkat, bagaimana mereka bisa memenuhi indikator kesuksesan yang diharapkan oleh perusahaan, dan lain sebagainya. 
 
Setelah membaca artikel di atas, kami harap rekan-rekan Career Advice bisa semakin memahami karakteristik milenial dan hal-hal apa saja yang diharapkan oleh para milenial. Setiap generasi memang memiliki keunikan dan tantangannya masing-masing. Namun, bukan berarti hal ini membuat milenial berbeda dan buruk dari para generasi lainnya. Selamat mengenali para milenial ya, rekan-rekan Career Advice.
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini