STUDILMU Career Advice - Menjaga Komitmen Kerja

Menjaga Komitmen Kerja


by STUDiLMU Editor
Posted on Mar 17, 2019

 
Dunia karier yang menawarkan berbagai kesempatan untuk menuju kesuksesan memang sering membuat kita tergiur dan terlena. Itu seperti arus yang kuat sehingga membuat kita kecanduan dengan pekerjaan kita sendiri. Keinginan serta ambisi kita untuk sukses, tidak sedikit malah merusak hubungan kita dengan keluarga, pasangan ataupun masalah lainnya.  
 
Jika kita merujuk pada data yang dimiliki oleh Badan Peradilan Agama (Badilag) Mahkamah Agung, tingkat perceraian keluarga di Indonesia dari waktu ke waktu semakin meningkat. Bahkan, salah satu penyebab tingginya angka perceraian di Indonesia adalah masalah finansial. Masalah finansial disini bukan hanya sang suami yang tidak bekerja atau jumlah pendapatan yang diberikan oleh suami terbilang rendah, sehingga tidak bisa menutupi semua kebutuhan keluarga.
 
Namun, masalah finansial juga merujuk kepada para pasangan suami-istri yang sibuk dengan ambisi kariernya masing-masing dengan alasan memiliki kehidupan rumah tangga yang bebas dari masalah finansial, tetapi mereka memiliki masalah lain. Masalah tersebut adalah kurangnya waktu berkualitas yang diberikan oleh masing-masing pasangan untuk menciptakan rumah tangga yang harmonis. 
 
Sudah saatnya saya dan pembaca Career Advice untuk menanggapi masalah yang serius ini. Saya yakin semua dari kita pasti ingin memiliki kehidupan rumah tangga yang berhasil dan harmonis. 
 
Artikel ini akan membahas tantangan selama 30 hari kedepan untuk kita semua, yang dimaksudkan agar kita cukup tangguh dan terbiasa dalam menciptakan kehidupan pekerjaan yang seimbang. Tantangan ini bisa menjadi tantangan yang sangat sulit untuk diterapkan oleh beberapa orang, karena ini akan membutuhkan pengabdian yang benar-benar serius.
 
Namun, kami yakin hasil yang didapatkan akan sangat luar biasa! Bekerja dengan lebih sedikit namun cerdas dan efektif, memiliki waktu luang bersama keluarga dan pasangan. Jika dikiaskan dengan kata-kata, ini bagaikan pola makan sehat yang teratur. Tidak berlebihan, namun memberikan asupan yang pas dan sehat. 
 
Pertama-tama siapkan kalender dan cek tanggal berapa kita mulai, tandai 30 hari ke depan bagaimana menjaga komitmen kerja kita untuk terus dapat dilakukan secara konsisten. 
 

1. Berhenti Bekerja pada Jam 17.00 Setiap Hari, Apapun yang Terjadi

Langkah terbesar dan langkah yang akan memiliki dampak paling dramatis bagi rekan-rekan pembaca mungkin adalah berhenti bekerja pada jam 5 sore setiap hari, apapun yang terjadi. Bagaimana? Cukup berat kan?
 
Yap, TIDAK PEDULI APA! Kita harus berhenti bekerja dengan tidak melakukan panggilan apapun lewat dari pukul lima sore, tidak ada email dengan klien dan tidak ada aktivitas media sosial. 
 
Pembaca harus setuju untuk keluar jam 17:00 dan fokus pada hal-hal lain. Biarkan semua orang tahu pola kerja kita saat ini. Jadikan hal ini sebagai sesuatu yang serius, tidak apa kita memilih langkah yang cukup radikal. Tidak perlu makan malam di luar dengan kolega sepulang kerja, tidak ada sesi karaoke sampai larut malam. Jika jam sudah menunjukkan pukul 17.00, kita harus berhenti bekerja.
 
Agar tidak merasa bersalah dalam melakukan hal ini, kita perlu bekerja dengan seproduktif mungkin. Menggunakan waktu dengan sangat bijak dari awal mulai bekerja di pagi hari sampai sebelum jam lima sore. Jika masih belum ada ide untuk bekerja secara produktif, pembaca dapat membaca artikel-artikel kami sebelumnya tentang bekerja secara produktif
 

2. Jika Baterai Ponsel Mati, Tidak Perlu Mengisinya

Biasanya, rata-rata ponsel akan bertahan lebih dari delapan jam setiap harinya, tetapi itu tergantung pada model ponsel yang pembaca miliki dan bagaimana pembaca Career Advice menggunakannya. Dan, jika Anda mengisi daya baterai di siang hari, nah ini dia masalahnya.
 
Kita perlu mengubah kebiasaan ini, karena baterai ponsel yang selalu tersedia, ini malah membuat kita membuka media sosial lagi, lagi dan lagi. Coba pembaca tebak apa akibatnya? Yap, konsekuensinya tugas-tugas yang harus kita selesaikan dengan cepat malah semakin lambat selesainya. Dan, pulang tepat pukul 17.00 hanya akan menjadi impian semata. 
 
Skenario lain, jika ponsel kita mati sebelum jam 5 sore, tidak apa. Beralihlah ke laptop. Biarkan panggilan masuk ke voicemail, dan fokus pada pekerjaan yang ada di depan mata agar di sisa hari kita dapat menikmati waktu dengan keluarga.

3. Konfigurasikan Router untuk Menonaktifkan Internet pada Pukul 17.00 Setiap Hari 

Sebagian besar router di tempat kerja, memiliki pengaturan agar kita dapat mengontrol sampai jam berapa menggunakan internet. Biasanya, ini juga diterapkan oleh para orang tua di rumah untuk mengontrol pemakaian internet bagi anak-anaknya. Percayalah, bahwa kita melakukan semua ini demi kebaikan kita. Banyak orang yang tidak memiliki keseimbangan kehidupan kerja, menjadi semakin stres dan berisiko memiliki penyakit yang kronis, bahkan sebelum umur 40an.  Jadi, jangan anggap remeh keseimbangan kehidupan kerja ya, karena ini benar-benar penting untuk kita semua. 

4. Sepakat untuk Tidak Ada Email di Akhir Pekan 

Hmm, ya saya tahu ada begitu banyak pembaca Career Advice yang (masih) membalas atau mengirim email di akhir pekan, bukan? Bahkan, rutinitas ini dianggap sebagai penyelamat agar pekerjaan di hari Senin menjadi lebih ringan atau sebagian lagi memiliki alasan bahwa hanya akhir pekanlah satu-satunya waktu yang tersisa untuk dapat membalas email. 
 
No! coba ubah kalimat itu menjadi “hanya akhir pekanlah satu-satunya waktu penuh (seharian) yang kita miliki untuk menghabiskan hari dengan kebersamaan yang hangat bersama pasangan, istri, anak-anak atau orang tua. Kita mungkin bisa mendapatkan waktu berkualitas lainnya pada hari kerja, sepulang dari kantor. Namun, kita tidak akan dapat memberikan 100% tenaga untuk membahagiakan mereka karena sudah cukup lelah bekerja.  
 
Dalam tantangan ini, kita harus sepakat untuk berhenti memeriksa email setelah pulang bekerja dan pada akhir pekan. Tidak ada alasan! Tidak ada tapi, tapi dan tapi lainnya. Biarkan semua orang tahu bahwa akhir pekan adalah hari bersama orang-orang tercinta.
 

5. Memberitahu 10 Teman Terdekat bahwa Kita Sedang Melakukan Tantangan

Saat kita melakukan tantangan ini, pasti akan ada beberapa pertanyaan besar dari orang-orang di sekitar, terutama kolega, teman-teman dekat, atau bahkan keluarga. Ini terkait mengapa kita tidak menjawab telepon mereka setelah jam lima sore, karena ponsel kita mati dan tidak mengisi dayanya di siang hari, mengapa kita pulang lebih awal ke rumah, mengapa dan mengapa lainnya. 
 
Akuntabilitas sangatlah penting, jadi coba pilih 10 teman terdekat atau anggota keluarga kita, dan sampaikan kepada mereka bahwa kita sedang memberikan tantangan pada diri sendiri untuk berhenti bekerja pada jam 17.00, tidak menjawab email sama sekali di akhir pekan, dan mengambil langkah lain untuk mengatasi ketidakseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Minta tolong mereka untuk meninjau apa yang kita lakukan agar tidak melanggar tantangan ini, dan mereka dapat memberikan dukungan yang tulus kepada kita. 
 

6. Menghilang Sementara dari Akun Media Sosial 

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa tantangan ini akan benar-benar sulit. Termasuk diantaranya adalah dengan melakukan jeda sementara waktu dari dunia media sosial. Tidak ada posting gambar, status dan lainnya. Yakinlah bahwa kita akan bertahan hidup dan baik-baik saja.
 
Ganti waktu yang kita miliki untuk berselancar di media sosial menjadi menonton film kesukaan anak-anak bersama istri, bersenda gurau, mengajak istri jalan-jalan, atau hal lainnya yang dapat meningkatkan keharmonisan keluarga kita. 
 
Baiklah pembaca Career Advice, itulah enam tantangan yang perlu kita lakukan dalam menjaga komitmen kerja secara konsisten selama 30 hari. Agar lebih mudah, mulailah di tanggal 1 pada suatu bulan. Setelah 30 hari berlangsung, lihatlah bagaimana itu membuat perbedaan dalam hubungan kita dengan teman-teman, istri, anak dan orang tua. Selamat mencoba rekan-rekan Career Advice.
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini