Pernah tidak rekan-rekan Career Advice berpikir, mengapa penjualan novel jauh lebih banyak dan laris dibandingkan buku-buku dengan genre lain? Ternyata ada alasannya loh, alasan utamanya adalah novel menyampaikan semua poin-poin melalui cerita. Ketika kita mempelajari sesuatu melalui cerita dengan bahasa yang menarik dan ringan, maka kita akan lebih mudah dalam memahami dan mengingat poin-poin penting apa saja yang ada di dalamnya.
Faktanya, membuat dan menyampaikan cerita singkat juga dapat memberikan dampak baik terhadap
penjualan produk dan jasa yang kita tawarkan kepada pelanggan. Wah, mengapa bisa begitu ya? Manusia memang dirancang untuk suka mendengarkan cerita dan menghubungkannya dengan kehidupan mereka sendiri. Itulah mengapa dari zaman nenek moyang kita, cerita singkat melalui satu mulut ke mulut lainnya terkenal sangat ampuh untuk menyebarkan sebuah informasi penting.
Contoh sederhana lainnya, ketika kita pergi ke sebuah konferensi atau acara bisnis yang memudahkan kita untuk
memperluas koneksi, maka kita bisa menggunakan teknik cerita singkat untuk mulai menceritakan
siapa diri kita, bagaimana motto hidup kita, bisnis atau pekerjaan apa yang sedang saya jalankan sekarang, bagaimana asal mulanya saya tertarik untuk membangun bisnis, bagaimana saya bisa bertahan pada semua tantangan bisnis, dan lain sebagainya.
Semua bagian cerita yang akan disampaikan adalah poin-poin penting yang terjadi di dalam kehidupan kita. Namun, semua itu akan menjadi sangat ringan dan menarik untuk didengar ketika kita menyampaikannya melalui cerita singkat.
Nah, apabila rekan-rekan Career Advice tertarik untuk
memasarkan produk dan jasa dengan menggunakan teknik cerita singkat. Yuk, kita simak bersama-sama beberapa kiat di bawah ini yang sudah kami rangkum dari website entrepreneur.
Poin, Cerita, Metafora.
Agar promosi produk dan jasa yang kita lakukan kepada calon pelanggan akan berhasil dengan mulus, maka kami mengambil informasi terpenting yang perlu kita lakukan dalam hal ini, yaitu poin, cerita dan metafora. Sebelum kita mulai menceritakan produk kepada calon pelanggan, entah itu melalui presentasi atau berbicara secara langsung (non-formal), hal pertama yang perlu kita persiapkan adalah poin.
Yap, ketika kita mendengar kata “poin” mungkin ini terdengar sangat kaku. Coba deh bayangkan bagaimana seseorang menceritakan dirinya di depan orang banyak dengan menggunakan poin-poin. Sebagai contoh berikut ini:
- Anak keempat di keluarga.
- Lulus kuliah tahun 2007 dengan jurusan Ilmu Ekonomi.
-Memulai bisnis sampai sekarang.
Bagaimana menurut rekan-rekan pembaca? Terlihat sangat kaku dan terbatas, bukan? Tentu saja itu semua terlihat kaku, karena semua bagian di atas hanya sebatas poin-poin yang belum kita kembangkan ke dalam sebuah cerita. Itulah mengapa ketika kita menggunakan poin-poin dalam memasarkan produk dan jasa kepada target pelanggan, audiens dan calon pelanggan kita akan merasa bosan untuk mendengarnya.
Nah, peranan dari cerita singkat adalah mengembangkan poin-poin penting yang kita miliki dan dibungkus dengan bahasa yang menarik untuk didengar. Mari kita lihat contoh di bawah ini:
- Saya adalah anak keempat dari delapan bersaudara dan hidup di lingkungan keluarga yang sangat harmonis. Pada tahun 2007, saya melanjutkan studi di Jakarta dengan mengambil jurusan Ilmu Ekonomi dengan nilai yang sangat memuaskan. Kecintaan saya dengan Ilmu Ekonomi mendorong saya untuk berkecimpung di dunia bisnis. Akhirnya pada tahun 2009, saya memulai bisnis kecil saya dengan mendirikan startup untuk kursus online. Saya percaya bahwa semua masyarakat Indonesia perlu memiliki keterampilan yang baik dan mereka bisa
mengasah keterampilan mereka dimana saja dan kapanpun dengan
belajar dari kursus online kami… dan lain sebagainya.
Ok, sekarang coba rekan-rekan Career Advice bandingkan antara poin-poin dan cerita yang baru saja kami sampaikan di atas. Dari keduanya, mana yang lebih menarik untuk didengar bagi rekan-rekan pembaca? Kami yakin sebagian besar rekan-rekan pembaca pasti akan lebih suka mendengar poin-poin yang sudah berbentuk cerita.
Apabila rekan pembaca ingin memasarkan produk dan jasa, tinggal tambahkan saja cerita dari pembuatan produk dan jasa tersebut. Misalnya, ceritakan mengapa rekan pembaca dan tim akhirnya memutuskan untuk menciptakan produk dan jasa tersebut, solusi apa yang ingin diberikan kepada pelanggan, nilai-nilai dan kualitas apa saja yang akan didapatkan oleh pelanggan, berapa harganya, dan apa yang membuat produk dan jasa kita menjadi berbeda dan jauh lebih baik dari yang ditawarkan oleh para kompetitor?
Selain itu, di dalam cerita kita juga perlu menunjukkan konsekuensi negatif dari apa yang tidak kita sampaikan di dalam poin-poin sebelumnya. Koneksi baru kita harus tahu bahwa bisnis yang kita dirikan tidak sukses dalam waktu sehari semalam. Tujuan lainnya, kita ingin menunjukkan bahwa ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari para pendengar cerita kita terkait kisah hidup atau pengalaman yang bisa mereka pelajari. Dengan kata lain, poin harus sederhana dan singkat, sedangkan cerita singkat perlu menjelaskan poin-poin tersebut secara lebih dalam, namun tetap singkat.
Langkah selanjutnya adalah membawa cerita singkat kita kepada metafora. Metafora disini berperan untuk menunjukkan pendengar sekali lagi kepada poin awal, namun dari sudut yang berbeda. Dari metafora ini, kita menyampaikan cerita singkat dengan menggunakan persamaan dan perbandingan. Sehingga, para pendengar bisa menyambungkan cerita singkat kita ke dalam kehidupan pribadi mereka, dan mengambil nilai-nilai penting dari cerita singkat tersebut.
Rekan-rekan pembaca juga dapat memasarkan produk dan jasa melalui metafora yaitu, dengan membandingkan kualitas produk dengan produk dari para kompetitor, dan menyamakan kualitas dengan produk-produk setara lainnya.
Cerita Singkat dapat Digunakan dalam Setiap Level Bisnis.
Sebagai seorang pengusaha atau pebisnis, rumus poin, cerita dan metafora adalah tiga poin penting yang bisa kita gunakan dalam level bisnis manapun. Ini bukan hanya bermanfaat untuk mempromosikan produk dan jasa kita melalui cerita singkat, namun kita juga bisa menggunakan rumusan ini pada cerita singkat yang akan kita sampaikan pada calon investor potensial, para kandidat berkualitas yang akan bekerja di perusahaan kita, berkenalan dengan koneksi baru, dan lain sebagainya.
Namun, bagaimana jika kita tidak punya cerita apapun untuk diceritakan, “Apa yang harus kita lakukan?”
Jangan khawatir, yakinlah bahwa semua orang memiliki kisah menarik yang bisa mereka sampaikan kepada orang lain. Tidak perlu meremehkan diri kita sendiri hanya karena kita belum sehebat dan sesukses pengusaha sukses lainnya, sehingga kita merasa bahwa tidak ada cerita yang bisa kita sampaikan. Supaya kita memiliki bahan untuk diceritakan, coba pikirkan kembali, “Mengapa saya ingin menjadi seorang pengusaha?” dan “Apa yang membuat saya tertarik untuk menciptakan produk dan jasa ini kepada para pelanggan?”. Tidak mungkin jika kita tidak memiliki jawaban apapun dari kedua pertanyaan tersebut. Setiap orang pasti memiliki alasan atau motivasi atas segala hal yang mereka lakukan. Jadi, banggalah dengan cerita singkat yang kita miliki sendiri. Selamat bercerita singkat ya, rekan-rekan Career Advice.