Productivity
Menyeimbangkan Kecepatan dan Ketelitian: Kunci Kerja Efisien
by
STUDiLMU Editor
Posted on
Oct 08, 2024
Menurut Mark Esposito, seorang ahli kecerdasan buatan dan instruktur di Harvard DCE Professional & Executive Development, teknologi AI memiliki potensi besar untuk membantu kita mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi. Namun, ada satu hal yang perlu diperhatikan: model algoritmik yang dinamis kadang bergerak lebih cepat daripada kemampuan kita untuk membuat keputusan atau memahami hasil yang diberikan. Dalam beberapa kasus, prediksi yang dihasilkan AI bisa muncul sangat cepat, lebih cepat dari yang dapat kita cerna.
Selain itu, kita juga harus menghadapi tantangan etika dalam penggunaan AI. AI itu sendiri hanyalah alat, namun ini merupakan perpanjangan dari pola pikir manusia. Esposito menyebutnya sebagai "perpanjangan otak." Artinya, jika algoritma yang digunakan oleh AI dipengaruhi oleh bias tertentu, maka bias tersebut dapat diperbesar secara digital dan menjadi bagian dari sistem AI. Ini bisa menjadi masalah serius, karena bias yang ada dalam pemikiran seseorang atau kelompok orang dapat menjadi norma baru dan bahkan distandarisasi melalui AI.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah soal akuntabilitas. Terkadang kita tidak memiliki kejelasan tentang bagaimana prediksi yang dihasilkan oleh AI dibuat. Ini menyulitkan kita untuk membangun sistem yang akuntabel. Salah satu tantangan besar yang perlu diatasi adalah menentukan dengan jelas peran manusia dalam penggunaan teknologi AI. Meskipun AI dapat meringankan kita dari tugas-tugas berulang, bukan berarti kita bisa sepenuhnya menyerahkan kekuasaan dan kendali kepada mesin. Kita harus tetap mendefinisikan dengan jelas peran manusia dalam pengambilan keputusan, terutama ketika keputusan tersebut berkaitan dengan hal-hal yang penting.
Lalu, bagaimana kita bisa memastikan bahwa proses yang dijalankan AI sudah benar dan aman? Salah satu caranya adalah dengan melakukan audit. Audit ini penting untuk memeriksa apakah ada cacat dalam proses yang dijalankan. Selain itu, kita juga harus memiliki ruang untuk bereaksi jika terjadi kesalahan. Karena seberapa otomatis pun sebuah proses, 1% terakhir dalam pengambilan keputusan tetap harus melibatkan manusia.
Meskipun AI dapat memberikan kemudahan dan mempercepat banyak hal, tetap ada risiko yang perlu diperhitungkan. Tanpa kemampuan attention to detail, kita bisa membuat kesalahan besar. AI, seakurat apa pun, tetaplah sebuah alat yang bisa membuat kesalahan. Tanpa pengawasan yang baik, kita bisa salah membuat keputusan atau bahkan melewatkan aspek-aspek penting yang tidak terdeteksi oleh mesin.