STUDILMU Career Advice - Nasihat Bijak CEO untuk Menyeimbangkan Kehidupan Karier dan Pribadi

Nasihat Bijak CEO untuk Menyeimbangkan Kehidupan Karier dan Pribadi


by STUDiLMU Editor
Posted on Feb 18, 2019

 
Hai pembaca Career Advice, apakah disini ada yang sudah berkeluarga dan mempunyai buah hati? Namun, kesibukan kerja yang tiada henti sering membuat kita terlena dengan pekerjaan sehingga menjadikannya prioritas dibandingkan menghabiskan waktu dengan keluarga tercinta. 
 
Nah, jika rekan-rekan Career Advice mengalami hal yang sama, berarti artikel ini sangat cocok bagi Anda, apalagi jika pembaca adalah seorang ayah yang begitu sibuk di kantor. 
 
Selama beberapa tahun lalu, tim kami berusaha mewawancarai beberapa orang-orang sukses, mencari tahu kiat-kiat sukses yang mereka miliki dalam menyeimbangkan kehidupan kerja dan pribadi, sehingga mereka tetap dapat mencintai keluarga di tengah-tengah kesibukan yang tiada habisnya. 
 
Pencarian kami terhenti dengan salah satu CEO hebat di Indonesia yang memberikan nasihat begitu bijak untuk para ayah di luar sana dalam menyeimbangkan kehidupan karier sebagai pekerja atau bahkan sekelas CEO, dan sebagai pemimpin rumah tangga. 
 
Sebelum berhasil menyeimbangkan kehidupan karier dan pribadi, pastinya beliau adalah seorang yang berkali-kali gagal untuk mencari metode yang pas untuk meraih keseimbangan tersebut. Beliau mengatakan, “Hal yang paling pertama harus kita lakukan adalah menghilangkan persepsi umum bahwa keseimbangan kehidupan kerja adalah mitos belaka”.
 
Pernyataan ini diungkapkan karena beliau telah menjalani "beberapa terowongan hidup" untuk mencapai keseimbangan yang dia inginkan. Apalagi tidak mudah sebagai seorang pria yang bertanggung jawab penuh untuk menafkahi keluarganya, melepaskan tanggung jawabnya dalam pekerjaan. Inilah mengapa memilih antara urusan pekerjaan dan kehidupan di rumah sebagai ayah dan suami, adalah hal yang membuat para ayah dan suami menjadi sangat dilema. Bukan begitu, pembaca? Bagaimana caranya kita dapat melakukan pekerjaan dengan baik di tempat kerja, mendapatkan promosi besar, namun masih menjadi bagian besar di keluarga? Apakah itu mungkin? Tentu saja mungkin, namun ini tidak mudah. 
 
Berikut adalah beberapa nasihat bijak yang disampaikan oleh seorang CEO terkenal untuk rekan-rekan Career Advice yang berperan sebagai ayah dan pekerja yang hebat di kantor. 
 

1. Anak-anak Membutuhkan Orang Tuanya Saat Mereka Bertambah Dewasa

Setiap dari kita yang memiliki anak kecil atau yang sudah membesarkan anak kecil pasti tahu berapa banyak waktu yang mereka butuhkan untuk bersama kita. Tetapi, dalam hal ini beliau berbicara tentang kesalahan persepsi umum yang dimiliki beberapa ayah ketika anak-anak mereka bertambah besar dan pergi ke sekolah.
 
Apakah kesalahan persepsi yang dimaksud? Ini cukup fatal, karena kebanyakan dari mereka berpikir bahwa jika anak-anak sudah semakin besar, ini mengindikasikan bahwa anak-anak hanya membutuhkan waktu lebih sedikit dengan kita. Bahkan, ini dirasa sebagai waktu yang sangat tepat untuk terjun lebih dalam ke dunia karier yang kita minati. Banyak para orang tua yang mengatakan, “anak saya sudah SMP, dia sudah dewasa sekarang, jadi saya bisa lebih fokus di kantor”. 
 
Dari pernyataan di atas bukan berarti kita tidak boleh terjun menyelami lebih dalam samudra karier kita. Poin penting yang harus pembaca Career Advice pahami adalah karier Anda adalah hal yang penting, bahkan sangat penting. Tetapi, karier tidak boleh menghalangi pemberian bimbingan dan selalu menyediakan waktu bagi anak-anak ketika mereka bertambah besar dan dewasa, terutama jika mereka terlibat dalam kegiatan yang tidak melibatkan kita secara langsung.
 
Jangan tertipu dengan persepsi umum yang salah bahwa semakin bertambah besar anak, maka semakin mereka dapat dilepas.
 

2. Anak-anak Tetap Membutuhkan Ayahnya

Banyak keluarga saat ini memiliki dua orang tua yang bekerja, tetapi ada juga sejumlah keluarga yang masih memiliki ibu dan ayah dalam peran yang lebih tradisional. Dari kedua skenario tersebut, tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk dari yang lain. Setiap keluarga membuat keputusan mereka masing-masing berdasarkan situasi dan kebutuhan spesifiknya.
 
Dalam nasihat yang diberikan oleh CEO ini, beliau menggambarkan situasinya bahwa beliau cukup beruntung memiliki pekerjaan yang memungkinkan istrinya untuk dapat tinggal di rumah bersama anak-anak. Mungkin beberapa pembaca juga memiliki perspektif yang selaras dengan ini bahwa peranan sebagai suami atau ayah merupakan pencari nafkah tunggal untuk keluarga.
 
Poin yang ingin disampaikan beliau adalah, jika rekan-rekan Career Advice memiliki skenario yang sama dengan istri yang bersedia untuk menjaga anak-anak di rumah, peranan Anda dalam hal ini tetap diperlukan. Sebuah keluarga yang seimbang adalah dengan adanya peran ibu dan ayah yang mengisi kehidupan anak-anaknya. Bukan berarti jika kita telah mencari nafkah untuk keluarga lalu bisa angkat tangan dengan tanggung jawab terhadap istri dan anak-anak di rumah. Kehadiran kita sebagai ayah adalah "suara yang berbeda" dari ibunya. Jadi jika kita bukan operator utama di rumah, anak-anak dan istri tetap membutuhkan peranan kita. 
 

3. Membagi Waktu dengan Keluarga Tidak Akan Mematikan Karier 

Beliau juga menggambarkan versi dirinya yang lebih muda, cerita beberapa tahun yang lalu saat dia masih menjejaki dunia karier sebagai pemula, tentunya sebelum dirinya menjadi CEO. 
 
Beliau tidak sungkan untuk membantu istrinya dalam memandikan anak-anak dan menemani anak-anak sebelum mereka tertidur. Dalam hal ini, dia mengatakan bahwa 90% dari apa yang dia lakukan sampai larut malam untuk keluarganya adalah hal yang tidak merugikannya sama sekali. 
 
Mungkin waktu istirahat yang dimiliki akan semakin berkurang, namun manfaat yang datang jauh lebih luar biasa. Hubungannya dengan keluarga menjadi semakin baik setiap harinya, ini memunculkan semangat dan gairah baru bagi beliau untuk lebih sukses dalam kehidupan karier
 
Semua kembali lagi kepada prioritas kita masing-masing. Pekerjaan memang sangat penting, tapi pekerjaan tidak pernah benar-benar habis dan selesai. Jika kita meraih kesuksesan karier, namun kehidupan pribadi (keluarga) kita mengalami masalah, lantas dengan siapa kita akan menikmati kesuksesan karier tersebut? 

4. Pencarian untuk keseimbangan kehidupan kerja dan waktu dengan anak-anak Anda tidak pernah berakhir

Sederhananya, tidak ada titik akhir dalam proses berperan menjadi ayah atau orang tua yang baik untuk anak-anak. Beliau bercerita bahwa sekarang anak-anaknya sudah semakin dewasa dan tinggal di berbagai bagian negara. Beliau juga masih bekerja dengan bolak-balik ke beberapa negara untuk mengurusi bisnisnya yang semakin maju. Namun hebatnya, beliau mengaku bahwa sampai saat ini beliau masih berusaha mencari cara untuk menjadi ayah yang lebih baik dari hari ke hari. Luar biasa, bukan?
 
Nah pembaca Career Advice, ini adalah sebuah pembelajaran penting bagi kita semua. Selama kita peduli dengan keluarga dan karier kita, segala yang kita lakukan akan selalu menjadi sesuatu yang harus kita perhatikan. Pekerjaan bisa meninggalkan kita, namun keluarga akan tetap setia mendukung dan berada di sisi kita. Bukan berarti pekerjaan dan karier kita tidak penting, namun membuatnya seimbang dengan kehidupan pribadi kita lah, hal yang menjadi sangat penting. Selamat menyeimbangkan kehidupan pekerjaan, rekan-rekan Career Advice. 
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini