STUDILMU Career Advice - Optimisme, Melihat Hal Baik di Berbagai Kendala

Optimisme, Melihat Hal Baik di Berbagai Kendala


by STUDiLMU Editor
Posted on Sep 22, 2021

Optimis atau Pesimis?
Dalam beberapa penelitian, Anda dapat melihat apakah orang lain dapat berpikir positif atau tidak dari cara orang tersebut berbicara dan menjelaskan sesuatu. Orang yang optimis cenderung dapat tetap memberi penghargaan pada diri sendiri sekalipun dihadapkan pada situasi yang sangat berat. Orang yang berpikiran positif juga cenderung melihat peristiwa negatif sebagai sesuatu yang hanya sementara.


Di sisi lain, individu dengan gaya pesimis seringkali menyalahkan diri sendiri ketika hal-hal buruk terjadi, dan gagal memberikan penghargaan yang memadai untuk sebuah kesuksesan. Mereka juga memiliki kecenderungan untuk melihat peristiwa negatif seperti yang diharapkan dan hal itu dapat bertahan lama. Untuk setiap peristiwa yang menimpa, Anda bisa memiliki dua pilihan: menyalahkan diri sendiri atas peristiwa yang di luar kendali Anda ini atau melihat peristiwa malang ini sebagai bagian dari hidup Anda yang dapat dipelajari. Manakah yang lebih baik?


Pemikir positif lebih cenderung menggunakan gaya penjelasan yang optimis. Penelitian menunjukkan manfaat optimisme dalam kerangka berpikir positif sangat besar. Optimisme dapat membuat kesehatan yang lebih baik, hubungan yang lebih kuat, lebih produktif, dan lebih sedikit mengalami stres.
Karena ketangguhan mereka, orang yang optimis lebih mungkin berhasil di masa depan dan tidak terlalu kecewa apabila menemukan kegagalan. Orang pesimis, di sisi lain, cenderung menyalahkan diri sendiri ketika ada yang salah dan menjadi lebih enggan untuk mencoba lagi ketika mengalami beberapa pengalaman negatif dalam hidup. Mereka mulai melihat peristiwa positif dalam hidup mereka sebagai "kebetulan" yang tidak ada hubungannya dengan mereka serta seolah selalu mengharapkan yang terburuk.
Perbedaan yang sangat drastis dari orang yang optimis dan pesimis, bukan?

Bagaimana Belajar Menjadi Optimis
Optimisme bisa dipelajari, terutama apabila Anda lebih sering berlatih. Optimis mungkin dapat dikaitkan dengan berpikir positif, tetapi optimis lebih menekankan bahwa pada setiap kendala Anda dapat menemukan solusi, peluang, ataupun jalan keluar dari permasalahan Anda.
Dengan latihan, Anda dapat mengubah self-talk (apa yang Anda katakan kepada diri sendiri tentang apa yang Anda alami) dan gaya bahasa Anda menjadi lebih optimis. Berikut caranya:
1. Ikuti Tes Optimisme Diri
Pelajari apakah Anda seorang optimis atau pesimis, dan sejauh mana. Mengapa hal ini penting? Karena banyak orang pesimis yang berpikir mereka optimis. Optimisme memiliki kriteria tertentu. Anda akan mengetahui di mana Anda berada di optimisme-pesimisme dengan mengikuti tes tersebut. Anda akan mengetahui secara konkrit apakah Anda tipe orang yang Optimis/Pesimis. Anda bisa mengambil tes optimisme yang dapat Anda cari internet.

2. Cobalah Bersikap Positif
Setelah Anda memahami cara Anda saat ini dalam melihat sesuatu, Anda dapat membuat upaya sadar untuk melihat hal-hal secara berbeda saat Anda dihadapkan dengan sebuah kejadian. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk mempraktikkan berbagai jenis self-talk positif dan belajar bagaimana menjadi seorang yang optimis.

3. Gunakan Afirmasi Positif

Anda dapat melakukan reset diri dan cara berpikir Anda dengan menggunakan afirmasi positif secara teratur. Ini akan membantu Anda berpikir positif dengan lebih otomatis.  


Dengan pemikiran optimis Anda akan dapat berpikir secara logis. Ketika ada suatu hal yang tidak beres yang menimpa Anda, orang lain biasanya memberikan tanggapan "Berpikir lah positif!" atau "Lihat sisi baiknya”. Meskipun sulit untuk didengar, tetapi terkadang memang ada benarnya. Berpikir positif dapat mengurangi tingkat stres Anda, membantu Anda merasa lebih baik tentang diri sendiri (dan situasi yang Anda hadapi), dan dapat meningkatkan kesejahteraan Anda.
Dengan sedikit usaha untuk membalikkan pikiran negatif Anda, Anda bisa menjadi seorang yang optimis di setiap keadaan.

 

 



Source:
https://www.realbuzz.com/articles-interests/health/article/11-ways-to-become-an-optimist/
https://www.solutionsforresilience.com/optimistic/
https://www.healthline.com/health/how-to-think-positive


 

1234 Halaman Selanjutnya
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini