Apa yang Dimaksud dengan Pantang Menyerah?
Pantang menyerah adalah sikap kuat yang tidak mudah menyerah dengan tantangan dan rintangan yang ada. Orang-orang yang memiliki sikap pantang menyerah tidak akan berpasrah begitu saja dengan keadaan, melainkan mereka akan memberikan kerja keras dengan usaha maksimal yang mereka miliki dan performa terbaik dalam setiap kesempatan yang ada. Dengan kata lain, pantang menyerah adalah sebuah sikap yang tidak mudah putus asa dalam melakukan segala hal, dan sikap pantang menyerah ini selalu dibarengi dengan perasaan yang optimis dan mudah untuk bangkit dari keterpurukan.
Memang, pada dasarnya manusia tidak sabar untuk bisa segera meraih kemenangan. Sebagai manusia, kita memiliki perasaan yang sangat kuat untuk segera mendapatkan hasil secepat atau seinstan mungkin, dan hasil instan yang mereka inginkan ini pasti memiliki kaitan yang erat dengan
kelangsungan hidup mereka.
Sebagai contoh, manusia pada zaman dulu, mereka bertahan hidup di dalam goa dan perlu mencari makan melalui perburuan dan membuat api unggun untuk menghangatkan mereka dari kedinginan malam. Apalagi zaman dahulu belum ada selimut yang tebal untuk menghangatkan kita. Bagaimana jika kebutuhan manusia tidak segera terpenuhi? Tentunya, ini akan memberikan dampak yang negatif bagi kelangsungan hidup mereka.
Contoh lainnya adalah seorang bayi yang selalu menangis setiap menginginkan sesuatu. Dalam hal ini, menangis adalah cara yang paling mudah untuk mendapatkan perhatian secara instan yang sangat diperlukan oleh seorang bayi untuk mendapatkan apa yang dia mau, entah itu makanan, susu atau yang lainnya.
Oleh karena itu, menginginkan hasil yang instan memang sudah tertanam di dalam diri kita sejak usia dini dan ini tetap tersimpan dalam otak kita di sepanjang hidup.
Namun, kita perlu menunggu dan siap untuk kalah
Nah berbeda dengan zaman sebelumnya, cara kita untuk
meraih kesuksesan di zaman modern ini sangat berubah dengan zaman dahulu kala. Cara kita untuk mendapatkan kesuksesan sudah dirancang oleh para masyarakat modern.
Sebagai contoh, pastinya kita memerlukan uang untuk bisa bertahan hidup dengan membeli kebutuhan hidup seperti makanan, minuman, membayar tempat tinggal, dan lain sebagainya. Setelah bekerja, kita akan mendapatkan uang dan bentuk apresiasi lainnya seperti bonus. Inilah mengapa, kita sering dipaksa atau dilatih untuk bekerja keras terlebih dahulu demi mendapatkan hasil yang kita dambakan. Ini bertujuan agar sikap dasar kita yang selalu menginginkan hasil yang instan dapat dimusnahkan secara perlahan-lahan.
Meskipun begitu, bukan berarti sikap dasar kita untuk segera mendapatkan hasil yang instan bisa pudar begitu saja loh. Otak kita tetap memiliki pemikiran dasar bahwa hasil yang lebih cepat pertanda lebih baik. Kebutuhan kita untuk mendapatkan hasil yang instan terus mengintai naluri kita, dan cenderung ‘meracuni’ pikiran kita untuk segera berhenti dari pekerjaan yang kita lakukan jika hasil yang instan tidak segera terlihat.
Kunci dari semua ini sebenarnya adalah membuat manusia untuk memahami bahwa waktu yang digunakan untuk menunggu merupakan waktu yang vital. Waktu ini dapat digunakan untuk
bekerja lebih keras demi meraih kesuksesan yang didambakan, daripada hanya menyerah begitu saja.
Dari kalah menjadi pecundang
Menurut rekan-rekan Career Advice, apakah seorang yang kalah berarti seorang pecundang? Ternyata, mereka yang mengalami kegagalan atau kekalahan bukan berarti sah menjadi pecundang loh. Sayangnya mereka akan segera menjadi pecundang, apabila mereka mulai menyalahkan keadaan atas kegagalan yang mereka hadapi. Maksudnya, orang-orang ini akan memberitahu diri mereka tentang ‘fakta’ atau beberapa alasan lain untuk membenarkan suatu hal yang negatif dari kemampuan mereka.
Nah, beberapa alasan yang diberikan kepada diri kita sendiri ini merupakan keyakinan yang terbentuk dari pengalaman di masa lalu. Contohnya seperti kesalahan atau kegagalan yang pernah mereka rasakan sebelumnya. Mereka akan mulai mengatakan bahwa “kalau saja umur saya lebih muda, pasti saya bisa mendapatkannya” atau “Mungkin kegagalan yang saya rasakan ada kaitannya dengan kegagalan yang pernah saya rasakan dua tahun lalu” dan alasan-alasan lainnya yang dijadikan sebagai ‘pembetulan’ dari kegagalan kita. Disitulah sebenarnya kita sudah mulai menjadi seorang pecundang. Intinya, seorang yang mengalami kekalahan atau kegagalan, bukan berarti mereka seorang pecundang. Namun, apabila mereka sudah membenarkan segala kekalahan mereka dengan alasan-alasan lainnya, pada saat itulah mereka menjadi seorang pecundang.
Disisi lain, kondisi ini akan berubah jika mereka mau bersikap jujur dengan diri mereka sendiri. Bagi mereka,
kegagalan adalah sebuah kegagalan. Tidak perlu mencari-cari alasan yang membenarkan kegagalan tersebut. Sebuah kegagalan perlu dihadapi dan dievaluasi, bukan untuk didramatisasi.
Pada kenyataannya, penyebab kita mengalami kegagalan adalah karena tidak mau bertahan lebih lama, mempertahankan keyakinan dan kepercayaan, serta menjadikan sebuah kegagalan sebagai pelajaran yang berarti untuk meningkatkan kualitas diri demi meraih kesuksesan yang didambakan. Inilah mengapa kita perlu bersikap pantang menyerah demi berhasil menggapai apa yang menjadi tujuan kita.
Kita perlu bertindak seperti pemenang dan pantang menyerah
Ini merupakan sikap yang perlu kita adopsi. Tidak perlu mencari alasan-alasan lain sebagai pembenaran dari kegagalan kita. Namun, kita perlu bersikap sebagai seorang pemenang yang begitu yakin bahwa apa yang kita inginkan PASTI akan tercapai. Pada dasarnya, tidak ada yang tidak mungkin untuk dicapai di dunia ini, bukan?
Memang wajar jika kita masih sering terpikir kembali tentang beberapa kegagalan yang datang kepada kita di masa lalu. Namun, kita tidak bisa menggunakannya sebagai sebuah pembuktian bahwa kita tidak akan pernah mendapatkan keberhasilan sampai kapanpun. Percayalah rekan-rekan Career advice, satu, dua atau tiga kegagalan sekalipun di masa lalu, tidak dapat ‘mendikte’ hasil perjuangan kita di masa depan. Apabila kita tetap melakukannya, duh yang ada itu hanya merusak peluang-peluang emas yang bisa kita dapatkan di masa depan.
Rekan-rekan Career Advice perlu untuk menempatkan fokus tertinggi pada tujuan hidup Anda dan melakukan segala kerja keras demi berhasil sampai ke sana. Tidak bisa dipungkiri bahwa rintangan akan selalu ada untuk menghalangi kita mencapai tujuan, namun hal yang harus kita lakukan adalah mengatasi permasalahan tersebut, bukan menyalahkannya. Jadikan setiap bebatuan dari rintangan yang kita hadapi sebagai kesempatan untuk mempelajari sesuatu yang baru. Dan, sesuatu hal itu hanya akan didapatkan oleh Anda yang terus bergerak maju untuk menuju kesuksesan.
Apabila rekan-rekan Career Advice ingin meraih kesuksesan setelah kegagalan, mulailah berpikir seperti
orang yang sukses:
1. Perluas Perspektif
Mungkin kita akan sulit untuk melihat gambaran besar yang sedang terjadi saat ini. Intinya, jalan menuju kesuksesan pasti akan mengalami pasang-surut kehidupan. Jadi ketika suatu kegagalan kecil datang menghampiri, bukan berarti kita tidak akan pernah menuju kesuksesan yang kita inginkan. Dalam kata lain, kita perlu memperluas perspektif kita dalam menghadapi kegagalan dan pantang menyerah.
2. Perkecil Tujuan yang Besar
Ini bukan berarti kita tidak bisa memiliki tujuan yang besar. Maksudnya adalah, tujuan yang besar cenderung terlihat menakutkan dan sulit untuk digapai. Jadi untuk memudahkan kita dalam menggapainya, kita perlu membuat tujuan tersebut menjadi potongan-potongan kecil yang bisa kita raih dengan mudah. Perlahan tapi pasti, semua tujuan itu akan menjadi kumpulan-kumpulan tujuan yang besar.
Baik, rekan-rekan Career Advice pasti sekarang sudah tahu apa perbedaan antara pecundang dan pemenang. Jika rekan pembaca benar-benar ingin meraih kesuksesan, maka rekan pembaca harus menyadari bahwa tidak ada yang peduli dengan kegagalan yang Anda hadapi. Kita perlu menghadapi kegagalan yang ada di depan mata, bukan menyalahinya dengan alasan-alasan lain. Jadi tetap semangat ya, rekan-rekan Career Advice.