STUDILMU Career Advice - Strategi Pemasaran E-mail untuk Generasi Milenial

Strategi Pemasaran E-mail untuk Generasi Milenial


by STUDiLMU Editor
Posted on Jul 21, 2019

Pada artikel-artikel sebelumnya, kita sudah banyak membahas tentang strategi pemasaran. Baik strategi pemasaran di Instagram, Youtube, E-mail dan media sosial lainnya. Akan tetapi, akhir-akhir ini para pebisnis dan pengusaha semakin merasa tertantang untuk bisa memasarkan produk dan layanan jasa mereka kepada para generasi milenial. Yap! generasi anak muda yang mendominasi populasi Indonesia saat ini. Dengan keahlian mereka dalam menggunakan teknologi, generasi milenial menjadi target pelanggan dari banyak bisnis dan usaha di era digital sekarang ini. 
 
Nah bagi rekan-rekan Career Advice yang bekerja sebagai pengusaha dan pebisnis, artikel ini diharapkan dapat membantu rekan-rekan pembaca untuk merancang strategi pemasaran melalui e-mail yang baru dan efektif khusus untuk para generasi milenial. Menurut website entrepreneur, ada 5 strategi pemasaran e-mail yang perlu kita perhatikan dan juga kita terapkan agar bisa menarik perhatian para kaum milenial. 
 

1. Subjek yang Menarik, namun Singkat, Padat dan Jelas. 

Anak-anak milenial memang sangat suka sekali dengan hal-hal yang signifikan, berbeda dan paling menonjol. Mereka tidak suka dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan hal-hal kuno apalagi out of date. Bagi mereka mungkin itu adalah hal yang, “ga banget” atau “bukan gue banget deh!”.
 
Langkah pertama yang perlu kita lakukan untuk bisa menarik perhatian para kaum milenial, terutama ketika mengirimkan e-mail marketing yaitu, memilih subjek e-mail yang menarik dan signifikan. Gunakan kata-kata kasual namun tetap sopan, ini akan menarik perhatian mereka untuk mengklik e-mail dan membacanya secara lengkap. 
 
Sebagai contoh, “Perawatan Kulit untuk Remaja Cantik seperti Kamu”. Ketika seorang remaja perempuan membuka inbox e-mail mereka dan melihat subjek e-mail dengan kalimat seperti itu. Kira-kira bagaimana tanggapannya? Tentu saja penerima e-mail akan merasa spesial karena dia merasa seperti dipuji oleh pengirim e-mail. 
 
Secara psikologis, dia akan merasa dipuji dan merasa lebih percaya diri untuk membuka e-mail marketing kita lebih lanjut. Si penerima email ingin mencari tahu lebih lanjut tentang produk dan layanan jasa apa yang ditawarkan dari e-mail marketing kita. Oh ya, tapi jangan lupa untuk berhati-hati dalam memperhatikan penerima e-mail kita ya. Jangan sampai kita malah salah kirim, terutama ketika kita menargetkan remaja perempuan atau wanita sebagai target pelanggan kita, namun kita malah mengirimkannya kepada remaja laki-laki atau pria. Waduh, mereka bisa tersinggung atau merasa terganggu nantinya. 
 

2. Sertakan Penawaran yang Berbeda dan Menarik!

Untuk mensukseskan strategi pemasaran yang kita miliki, kita juga perlu membuat penawaran menarik yang cocok dengan para generasi muda. Penawaran menarik bagi anak-anak milenial bukan hanya tentang harga yang cocok di kantong. Namun, mereka juga sangat suka dengan penawaran yang berkaitan dengan kecepatan waktu dan kepopularitasan. 
 
Generasi milenial terkenal dengan generasi yang suka dengan hal- hal yang instan. Dengan kata lain, semakin cepat hasil yang bisa mereka dapatkan, maka mereka akan semakin tertarik. Misalnya, rekan pembaca memiliki bisnis foto studio (indoor dan outdoor). Di dalam konten e-mail marketing, rekan pembaca membuat sebuah penawaran yang sangat menarik yaitu, “diskon 10% pemotretan untuk prewedding dari tanggal 1 Juli sampai 31 Juli 2019 dan dapatkan hasil fotonya setelah 3 hari dari waktu pemotretan”. Ketika mereka mendapatkan e-mail marketing dengan penawaran seperti ini, dapat dipastikan bahwa mereka akan sangat tertarik. Ini bukan hanya tentang diskon yang kita tawarkan, namun kecepatan hasil juga akan menarik perhatian mereka. 

3. Perhatikan juga Desain dan Pesan di dalam E-mail Marketing. 

Seperti yang sudah kami jelaskan di awal artikel bahwa generasi milenial akan sangat menyukai sesuatu yang berbeda dan signifikan dari yang lainnya. Agar e-mail marketing kita menjadi lebih menonjol atau signifikan dari e-mail marketing yang dikirimkan oleh para kompetitor, kita perlu membuat desain yang disukai oleh para generasi milenial. Misalnya, poster penawaran produk yang kita lampirkan di dalam e-mail marketing harus disesuaikan dengan pilihan anak-anak muda. Mulai dari pemilihan warna, bentuk dan tulisan yang ada di dalamnya. Semuanya harus dibuat sangat menarik, sehingga mereka ingin mengetahui penawaran kita lebih lanjut. Selain itu, kata-kata yang dicantumkan juga harus up to date atau kekinian. Kita bisa mencantumkan kata-kata gaul atau slogan lucu yang membuat mereka tertawa dan tertarik dengan produk kita. Meskipun begitu, kita juga perlu memastikan bahwa pesan yang kita buat tetap terlihat profesional, sehingga kualitas dan kepercayaan yang melekat pada produk dan layanan jasa kita tetap terjaga. 

4. Kirim pada Waktu yang Tepat. 

Mengirim e-mail pada waktu yang tepat juga akan membuat sang penerima membaca e-mail pada waktu yang tepat. Penerimaan e-mail pada waktu yang tepat juga akan berpengaruh pada suasana hati mereka ketika membaca penawaran produk atau layanan jasa dari kita. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memerhatikan waktu pengiriman e-mail marketing. 
 
Mengirim e-mail marketing kepada generasi milenial juga akan ampuh jika dikirim pada siang hari dan malam hari. Pada siang hari, generasi milenial sangat rajin untuk mengecek media sosial dan kotak masuk e-mail mereka. Selain itu, malam hari juga waktu yang sangat tepat dan paling disukai oleh mereka untuk membaca e-mail dan penawaran-penawaran produk di media sosial lainnya. 
 

5. Cobalah untuk Menindaklanjuti atau Follow up. 

Setelah mencoba mengirimkan beberapa e-mail marketing, kita perlu melakukan follow up atau menindaklanjuti e-mail marketing yang sudah kita kirimkan sebelumnya kepada calon pelanggan. Dalam hal ini, kita juga perlu menentukan frekuensi yang akan kita terapkan ketika melakukan follow up. Apakah kita akan mengirim email follow up selama dua kali sehari? atau seminggu sekali? Semuanya harus dipikirkan secara matang. 
 
Setelah membaca artikel di atas, apakah rekan-rekan pembaca sudah siap untuk menerapkan strategi pemasaran Anda kepada generasi milenial? Kami harap rekan-rekan pembaca semakin percaya diri untuk melakukannya. Selamat mencoba ya, rekan-rekan Career Advice.
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini