STUDILMU Career Advice - Tabungan Seumur Hidup

Tabungan Seumur Hidup


by Caeni Gita
Posted on Aug 07, 2018

Dilema memang, ketika ditanya mana yang lebih penting antara memperluas jaringan (connection) pertemanan dengan peningkatkan kemampuan serta keterampilan kualitas diri. Sebagian orang bilang, ketika kamu tidak menjalin koneksi, hidupmu bakalan susah. Susah cari kerja, susah mendapatkan pekerjaan, susah pula untuk menjalani hidup. Tetapi, sebagian yang lain justru mengatakan bahwa harus lebih mementingkan kompetensi, pengalaman dan juga keterampilan yang harus selalu diasah agar bisa berkompetisi bahkan bertahan hidup.
 
Merujuk pada dunia pekerjaan, seperti yang kita semua tahu, zaman sekarang memang tak mudah mencari pekerjaan, apalagi mencari pekerjaan yang kalau kata anak zaman now “sesuai dengan passion”. Nyatanya, mencari pekerjaan yang sesuai dengan background pendidikan dan kemampuan saja sulit, apalagi harus disesuaikan dengan hobbi atau passion pelamar kerja. Belum lagi persaingan antara pelamar kerja, bukan hanya dari dalam negeri, tetapi juga sudah masuk dalam persaingan ASEAN (berlakunya MEA – Masyarakat Ekonomi Asean) yang semakin ‘menyulitkan’ kita dalam mencari pekerjaan. 
 
Kemudian muncul pertanyaan “benar tidak sih untuk dapat masuk ke perusahaan bonafit harus ada koneksi/relasi di perusahaan yang di tuju?” Karena katanya kalau tidak ada relasi sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah kalau mendapatkan pekerjaan hanya butuh memperluas jaringan pertemanan, lalu untuk apa pendidikan, bersusah payah mengejar nilai tinggi serta memperkaya keterampilan diri.
 
Memiliki banyak relasi/jaringan memang sangat kita perlukan. Bukan hanya untuk membuka jalan agar bisa bekerja di perusahaan besar atau bisa menjalin bisnis dengan orang-orang kaya, tetapi juga untuk saling bertukar ide dan belajar dari banyak orang. Kita tidak akan pernah tahu siapa yang akan mengajari makna-makna tentang hidup dan kesuksesan. Untuk itulah memperluas jaringan, relasi sangat diperlukan.
 
Nyatanya memiliki banyak relasi, memang bukan satu-satunya gerbang untuk menuju kesuksesan. Kita ternyata juga harus memiliki kemampuan dan juga pengetahuan. Bahkan, Kelly Hoey menulis, ada empat hal yang menjadi pondasi agar hidup kita menjadi lancar. Pada tulisannya yang berjudul Four Innovators You Just Have to Watch pada Inc Asean (https://www.inc.com/kelly-hoey/four-innovators-you-just-have-to-watch.html),
 
Hoey menyimpulkan empat hal yang terpenting agar sukses, bukan hanya dalam bidang bisnis, tetapi juga dalam hidup. Keempat hal tersebut meliputi investasi pada diri, selalu memelihara koneksi atau jaringan, jangan hanya percaya pada satu orang, dan beranilah untuk mengatakan "tidak" kepada orang lain. Yang paling menarik adalah investasi diri, tentang bagaimana kita meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Kita yang ingin tetap bisa survive di dunia karier yang katanya ‘keras’, harus memiliki banyak ‘investasi’ agar bisa 'dilihat'. 
 
Apa itu investasi diri? Pakar investasi, Warren Buffett pernah mengatakan bahwa investasi terbaik yang bisa dilakukan oleh setiap orang adalah investasi kepada diri sendiri. Investasi diri sangat diperlukan untuk mengubah diri kearah yang lebih baik. Investasi pada diri sendiri adalah sesuatu yang sangat penting, baik itu ilmu formal ataupun ilmu non formal yang bersifat positif. Hal-hal yang positif akan memacu otak kita untuk melakukan sesuatu yang bersifat positif dan lebih baik dibandingkan yang sudah kita lakukan.
 
Menurut Steve Jobs, salah satu kiat dalam investasi adalah pengembangan diri. Dengan melakukan investasi terhadap diri sendiri, maka kita telah masuk ke dalam proses membangun modal atau bekal untuk masa depan. Dengan kata lain, jika kita memberi cukup waktu dan energi untuk mempelajari keterampilan baru, kita tidak akan khawatir terhadap hal-hal yang berhubungan dengan finansial atau pekerjaan di masa depan.
 
Dalam tulisan ini, penulis ingin memberikan tips bagaimana melakukan investasi diri untuk menunjang perjalanan karier Anda. Ingat, kita tidak bisa tampil sebagai seorang yang lamban, sulit diajak berkompromi, keras kepala dan merasa bahwa kita sudah “mumpuni”. Kita perlu tampil sebagai seorang yang terbuka, mau belajar dan bisa menyerap setiap isu dengan cepat dan tepat. Ada 2 hal yang ingin penulis bahas, yaitu Investasi pada Wawasan dan Keterampilan serta Investasi Sosial.
 

1. Investasi pada Wawasan dan Keterampilan

Tabungan seumur hidup, investasi diri. Kembangkan kemampuan apa saja. Anda harus mampu mengembangkan kemampuan apa saja yang berguna untuk Anda kedepannya. Setiap manusia dianugerahkan oleh Tuhan dengan kemampuan yang dimiliki. Asah diri Anda, gunakan berbagai tools ataupun platform yang membantu Anda mempermudah pengembangan diri Anda. Bangun kebiasaan membaca dan optimalkan semua media untuk mencari tahu hal yang selama ini ingin diketahui. 
 
Zaman sekarang sudah sangat mudah untuk mencari beragam informasi dan media pengembangan diri. Teknologi sudah berkembang pesat, informasi dengan mudah didapat, Anda bisa belajar dimana saja dan kapan saja. Sebab dalam dunia kerja, satu kemampuan saja tidak cukup. Pekerjaan Anda membutuhkan banyak kemampuan untuk menunjang karier Anda. Bahkan kita harus selalu beradaptasi dalam dunia kerja, karena akan ada perubahan yang sangat mungkin terjadi. Menurut penulis ada 4 kemampuan yang sangat perlu untuk terus dikembangkan dalam dunia kerja, yaitu kemampuan berkomunikasi (membaca, menulis, berbicara), kemampuan berbahasa (Anda harus mampu menguasai lebih dari satu bahasa, terutama bahasa yang memang umum digunakan di dunia, misalnya English dan Mandarin), kemampuan dalam computer basic (Ms.Excel untuk mengolah data, power point sebagai presentasi, dan basic lainnya), serta kemampuan beradaptasi dengan beragam hal baru (contoh: era digital saat ini membutuhkan kita untuk belajar ‘dunia digital’ agar lebih siap dalam menghadapi perubahan).
 
Kini saatnya mengembangkan kemampuan hard skill maupun soft skill dan jangan lupa untuk melakukan eksekusi, bertindak, dipraktikkan. Kita juga dapat melakukan “benchmark” langsung dari orang di sekitar kita. Hal-hal baik perlu dicontoh, diterapkan. Anda hanya perlu berkomitmen pada diri Anda. Apa yang Anda lakukan adalah pilihan Anda. Kesuksesan Anda esok adalah hal yang Anda pelajari hari ini.
 

2. Investasi Sosial

Sudah berapa banyak relasi yang Anda miliki? Sudahkah Anda melakukan interaksi sosial yang baik dengan orang lain? Pertanyaan ini adalah cermin kita untuk terus membangun relasi, memiliki hubungan baik dengan banyak orang. Mengapa perlu investasi sosial? Setiap dari kita pasti memiliki tujuan atau keinginan yang ingin diraih dalam kehidupan. Dengan memiliki relasi yang baik dengan banyak orang, kita dapat mewujudkannya lebih mudah. Membangun relasi dengan orang-orang yang tepat, nyatanya dapat membuka jalan dan peluang dalam mencapai tujuan serta membantu proses pengembangan diri.
 
Investasi sosial sangat penting dalam dunia kerja, mulai dari mencari kerja hingga bagaimana kita dapat bertahan dalam dunia kerja itu sendiri. Banyaknya relasi membuat kita lebih mudah dalam mendapatkan pekerjaan. Secara tidak langsung informasi mengenai loker bisa didapat dari teman, atau bahkan teman kita yang bisa saja langsung menawarkan pekerjaan kepada kita. Kemudian ketika masuk dalam dunia kerja, menjalin hubungan baik dengan internal atau eksternal perusahaan juga menjadi bagian yang sangat penting. Tidak dipungkiri lagi relasi yang kita bangun dengan rekan kerja akan memengaruhi pekerjaan. Fakta di lapangan menunjukkan sekalipun secara individu kita berprestasi, kendala-kendala akan sering ditemukan dalam pekerjaan selama kita tidak melibatkan orang lain dalam pekerjaan kita. Untuk itu, hilangkan ego atau cara pandang kita lebih baik atau lebih mampu. Realitanya, kita akan belajar dan selalu bekerja sama dengan orang lain. Investasi sosial penting untuk menunjang perjalanan karier.
 
Jadi dalam dunia kerja, baik ketika akan mencari kerja maupun sudah terjun di dunia kerja, kita membutuhkan kedua kunci tersebut (koneksi/relasi dan juga kompetensi diri). Jaringan atau relasi memang penting dan bisa menentukan 'nasib' di masa depan, tetapi, itu saja tidak cukup menyelamatkan dari kerasnya dunia karier. Kita juga harus memiliki kompetensi diri yang memadai ‘investasi diri’, agar bertahan mencapai kesuksesan hidup.
 
Saat kualitas diri Anda sudah pantas, akan tiba saatnya Anda melakukan investasi aset. Dan ingat, pribadi sukses tidak akan pernah berhenti “mengisi” dirinya. Investasi pada diri sendiri, hukumnya seumur hidup. 
 
Selamat Berinvestasi!
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini