Seperti judul yang tertera di atas, hampir semua orang di dunia merasa terperangkap dengan kesibukan yang tiada henti. Apakah pembaca Career Advice adalah salah satu di antaranya? Kesibukan yang dihadapi kebanyakan orang bukan hanya tugas-tugas yang tiada henti di kantor, tetapi juga pekerjaan yang menumpuk di rumah. Ibarat kata, sulit untuk kita bernafas lega karena banyaknya pekerjaan yang dimiliki.
Sebenarnya, memiliki kesibukan itu baik untuk kehidupan kita. Setidaknya, ada sesuatu yang kita kerjakan dan dihasilkan, daripada tidak melakukan apa-apa setiap harinya, betul kan? Tetapi, kita harus tahu kesibukan jenis apa yang kita miliki? Banyak orang salah kaprah, mereka berpikir jika seseorang
sibuk tandanya produktif. Padahal kesibukan tidak selalu dapat diartikan produktif.
Semakin banyak waktu yang kita gunakan untuk menyelesaikan sesuatu, ini tidak sama dengan memiliki kesuksesan yang lebih. Mengapa begitu? Karena kita menggunakan banyak waktu dan energi untuk hasil yang sedikit.
Jadi, seperti apa ya bentuk pasti dari perangkap kesibukan ini? Agar lebih mudah, mari kita lihat contoh berikut ini; Pada hari Minggu, printer Anda di rumah rusak. Padahal rekan pembaca harus print beberapa lembar laporan yang harus dipresentasikan hari Senin besok. Setelah dipikir-pikir, daripada membetulkannya dengan tukang service, rekan pembaca mencoba untuk mengotak-atik printer tersebut, mana tau bisa dibetulkan sendiri. Tapi, ternyata itu memakan waktu yang cukup lama. Diperlukan waktu setengah hari untuk rekan pembaca membetulkannya. Berhasil, namun setengah hari adalah waktu yang cukup lama, bukan? Akhirnya, Anda pun belum sempat untuk mengerjakan pekerjaan yang lainnya.
Sebenarnya, Kita Tidak Perlu Sibuk
Seperti yang sudah dibahas di awal, kesibukan adalah hal yang baik daripada tidak melakukan apapun. Tapi, dari contoh kecil di atas akankah lebih baik jika kita memanggil tukang service yang memang mereka adalah orang yang ahli dalam membetulkannya. Sambil mereka membetulkan printer, kita dapat mengerjakan tugas-tugas lainnya di rumah seperti, memasak, menyapu, menyikat kamar mandi, dan tugas lainnya. Baru setelah tukang service selesai dengan pekerjaannya, kita dapat meneruskan print laporan yang diperlukan. Atau, alternative lainnya adalah pergi ke warnet (warung internet) atau toko photocopy dan print tugas-tugas kita di sana, dan selesai.
Kita memang perlu untuk sibuk, tapi tentunya dengan kesibukan ideal yang memang perlu kita kerjakan, bukan sesuatu yang masih bisa dikerjakan oleh orang lain. Ini hanyalah satu contoh kecil bagaimana kita sering memaksakan kesibukan pada diri kita sendiri tanpa kita sadari.
Kamu Hanya Satu Orang
Nah, ini dia salah satu kesalahan yang sering terlupakan. Rekan-rekan Career Advice harus selalu ingat bahwa diri kita hanyalah satu orang, dan kita semua memiliki waktu yang terbatas. Hanya 24 jam setiap harinya, tidak lebih dan tidak kurang. Jadi, kita harus melakukan hal-hal yang bermakna bagi hidup kita.
Dalam setiap tujuan hidup yang kita miliki, pastinya ada banyak jalan untuk menuju kesana. Namun, ini tidak berarti bahwa kita harus menggunakan semua cara yang ada. Pilih cara yang paling efektif untuk kita terapkan dan kesibukan tidak akan memakan waktu kita lebih banyak.
Delegasi Pekerjaan
Apa yang dimaksud dengan delegasi? Yap, pembaca Career Advice mungkin sering mendengar istilah ini di dunia bisnis atau perusahaan. Ini adalah salah satu cara efektif untuk mendistribusikan pekerjaan yang ada. Terutama dalam sebuah tim, pekerjaan yang besar dan berat dapat menjadi lebih ringan saat sudah dipecahkan menjadi beberapa bagian. Dan, beberapa bagian tugas tersebutlah yang didistribusikan kepada karyawan berdasarkan keahlian mereka masing-masing.
Hampir sama dengan contoh yang kami berikan sebelumnya. Jika printer rekan pembaca mengalami kerusakan, mungkin solusi yang terbaik adalah mendelegasikan tugas memperbaiki printer kepada tukang service, yang tentunya mereka lebih ahli dalam hal ini daripada kita.
Apa saja yang Seharusnya Didelegasikan?
Dalam
pendelegasian tugas, ada tiga jenis tugas yang harus kita delegasikan secara umum. Ini sering disebut sebagai segitiga delegasi. Pertama, tugas yang tidak kita sukai. Kita tahu bagaimana cara mengerjakan tugas tersebut, namun kita tidak menikmati proses pengerjaan tugas tersebut. Kedua, ini adalah tugas yang seharusnya tidak kita lakukan. Tetapi, kita tahu dengan baik cara pengerjaannya dan sangat menyukai tugas-tugas tersebut. Sayangnya, waktu kita tidak begitu efektif untuk mengerjakan tugas ini. Ketiga, tugas yang tidak bisa kita lakukan, sama sekali.
Jebakan Delegasi
Dengan menerapkan sistem segitiga delegasi di atas, kita dapat memutuskan tugas mana yang harus atau perlu kita delegasikan. Pada awalnya, kita mungkin melihat bahwa untuk menyelesaikan suatu tugas, terlihat cukup mudah. Namun, sebenarnya ini tidak semudah yang kita pikirkan.
Mari kita kembali ke contoh mesin printer tadi, ya. Rekan pembaca memutuskan untuk memperbaikinya sendiri daripada memanggil tukang service atau pergi ke warnet. Mengapa? Karena itu mungkin tantangan yang rekan pembaca nikmati. Untuk memperbaikinya, Anda merasa tertantang dan jika berhasil menyelesaikannya, maka pembaca Career Advice dapat merasakan sebuah kepuasan. Tapi masalahnya adalah, jika nilai dari penyelesaian tugas tersebut terlalu rendah, akankah lebih baik jika kita mendelegasikan tugas ini kepada orang lain yang lebih ahli dari kita.
Selain itu, ada jebakan delegasi lainnya. Ini sering terjadi pada seseorang yang memiliki otoritas untuk mendelegasikan tugas, biasanya manajer atau bos. Terkadang, mereka mendelegasikan segala hal yang tidak mereka sukai ke sumber eksternal seperti, para karyawannya.
Jika kita memang tidak suka untuk melakukan suatu tugas, tetapi kita adalah satu-satunya orang yang dapat melakukannya, maka kita harus menyelesaikan pekerjaan tersebut. Jadi, jika kita mengalami masalah pendelegasian tugas, mungkin sudah saatnya kita mengecek ulang motivasi hidup yang kita miliki. Dan pada akhirnya, diperlukan kerja keras dan upaya yang konsisten dari diri kita sendiri untuk mencapai kesuksesan yang diinginkan.
Untuk mengetahui dengan pasti apakah tugas yang kita kerjakan memiliki nilai yang tinggi dan bermakna, maka pembaca Career Advice bisa menanyakan beberapa pertanyaan seperti, “Apakah tugas ini memberikan kontribusi yang nyata untuk tujuan hidup saya?”, “Kira-kira kemajuan apa saja yang telah saya dapatkan setiap kali saya melakukan tugas tersebut?” Jika jawabannya sesuai dan selaras dengan tujuan hidup kita, maka ini menandakan tugas tersebut memiliki nilai yang tinggi. Namun jika jawabannya “tidak”, coba untuk delegasikan tugas dan jangan buang-buang
waktu berharga kita, ya.