Leadership
Termostat Kepemimpinan
by
Berny Gomulya
Posted on
Jul 13, 2018
Saya yakin hampir semua kita pernah mendengar kata: termostat. Termostat adalah alat pengatur panas. Ia mengatur suhu ruangan agar suhu ruangan tetap seperti yang kita inginkan. Kita biasa menyetelnya melalui remote control AC. Jika temperatur ruangan di-setting 20oC, maka ketika suhu ruangan di atas 20oC, AC akan nyala otomatis untuk mendinginkan ruangan sampai suhu ruangan kembali sekitar 20oC.
Sesungguhnya imajinasi manusia seperti layaknya termostat. Menjadi apa kita nantinya, biasanya tidak melebihi suhu ”termostat” yang kita tentukan dalam imajinasi kita. Masing-masing kita memiliki gambar diri dalam imajinasi. Anda akan sulit secara konsisten berada di atas gambar diri (self image) yang telah Anda pikirkan dalam benak Anda. Dan Anda juga tidak dapat mencapai hal-hal yang tidak Anda lihat tercapai oleh diri Anda sendiri. Imajinasi Anda sangat penting. “Pemimpin hidup dari imajinasi, bukan dari masa lalunya,” nasihat Stephen Covey. Bahkan Walt Disney berujar, ”Disneyland tidak akan pernah lengkap. Ia akan terus berkembang selama masih ada imajinasi di dunia ini.” Imajinasi itu maha dahsyat. Anthony Robbins bilang, ”Satu-satunya batasan Anda adalah imajinasi Anda.”
Sayangnya, beberapa pemimpin memiliki gambaran negatif tentang kehidupan mereka. Mereka tidak melihat kehidupan diri mereka naik, tetapi mereka melihat diri mereka begitu-begitu saja, bahkan turun. Mereka melihat banyak masalah, hambatan, persoalan, dan penghalang dalam kehidupan ini. Akibatnya, mereka dibatasi oleh gambaran yang mereka ciptakan sendiri. Jika Anda memusatkan perhatian pada keterbatasan Anda, pada apa yang tidak dapat Anda lakukan, maka gambaran keadaan itu akan membuat hidup Anda tertambat dimana Anda berada sekarang. Muhammad Ali berujar, ”Pemimpin tanpa imajinasi positif, bagaikan burung tanpa sayap.”
”Disneyland tidak akan pernah lengkap. Ia akan terus berkembang selama masih ada imajinasi di dunia ini.”
~Walt Disney~
The Law of Correspondence (Hukum korespondensi) mengatakan, ”Whatever you can clearly see on the inside, you will eventually experience on the outside.” Kehidupan di luar Anda, selaras dengan kehidupan di dalam Anda. Jika saja Anda mau belajar untuk melihat diri Anda naik ke tingkat yang lebih tinggi, maka perlahan-lahan Anda akan mengijinkan hal itu terjadi dalam hidup Anda.
Albert Einstein adalah seorang ilmuwan fisika yang sangat jenius. Saking hebat karya-karyanya, pada tahun 1999 ia dinobatkan sebagai ”Tokoh Abad Ini” oleh majalah Time. Ketika ia ditanya mengenai kejeniusan, ia bilang begini, “Kepintaran sejati bukanlah pengetahuan, tetapi imajinasi. Imajinasi lebih penting dari pada pengetahuan. Imajinasi Anda adalah gambaran nyata hidup Anda yang akan datang.” Anda sulit mengelola tanpa pengetahuan, namun Anda tidak dapat memimpin tanpa imajinasi.
Selaras dengan yang dikatakan Albert Einstein, waspadalah dengan ”Termostat” imajinasi kepemimpinan Anda, karena imajinasi Anda menentukan masa depan Anda. Ingat! Imajinasi adalah peramal masa depan Anda.
Selain imajinasi, kemampuan kepemimpinan juga seperti ”termostat” bagi
keefektifan pribadi dan organisasi. Rick Warren, penulis buku laris Purpose Driven Life pernah ditanya mengenai kepemimpinan organisasi, ia bilang begini, ”Jika Anda ingin mengetahui temperatur suhu organisasi, maka letakkan termometer dalam mulut pemimpin.” Pemimpin tidak mungkin bisa membawa orang lain lebih jauh dari yang mereka pernah jalani. Itu sebabnya, fokus dari sebuah tujuan adalah pada pemimpin. Sebagaimana pemimpin, demikianlah pengikutnya. Pengikut mengikuti pemimpin, dan mimpinya. Orang tidak mengikuti mimpi semata. Mereka mengikuti pemimpin yang memiliki mimpi, dan mempunyai
kepemimpinan yang kuat untuk mengkomunikasikan mimpi itu dengan efektif.
”Pemimpin tanpa imajinasi positif, bagaikan burung tanpa sayap.”
~Muhammad Ali~
Itu sebabnya pada masa krisis, organisasi biasanya mencari kepemimpinan baru. Saat negara mengalami masa sulit dan jalan buntu, maka rakyat akan meminta presiden yang baru. Saat perusahaan mengalami kerugian, seorang CEO baru akan ditunjuk. Saat suatu tim olah raga mengalami kekalahan terus-menerus, akan dicari seorang pelatih baru.
Contohnya, kasus pelatih sepak bola, Luiz Felipe Scolari. Manajemen Chelsea memutuskan memecat pelatih asal Brasil itu pada tanggal 9 Februari 2009. Karena manajemen menilai Scolari telah gagal membawa klub untuk bersaing dengan klub papan atas lainnya untuk memperebutkan gelar juara Liga Inggris. Chelsea saat itu berada di peringkat empat klasemen Liga Inggris, tertinggal 7 poin dari Manchester United yang berada di posisi puncak. “Sejak bergabung dengan kami, Scolari telah banyak menyumbangkan
hal yang positif. Akan tetapi, sangat disayangkan, hasil pertandingan serta penampilan tim sangat tidak menjanjikan pada saat yang sangat kritis musim ini. Kami juga menyayangkan hubungan kami harus berakhir,” demikian pernyataan pihak manajemen Chelsea.
Contoh lain, saat Apple mulai pada tahun 1976, Steve Wozniak adalah pemikir di balik komputer Apple. Termostat kepemimpinannya rendah. Ia berbeda dengan Steve Jobs. Termostat kepemimpinan Jobs sangat tinggi, sehingga ia mampu membangun Apple menjadi organisasi kelas dunia yang disegani. Keefektifan organisasi berbanding lurus dengan
kekuatan kepemimpinan. Temperatur organisasi berbanding lurus dengan temperatur pemimpinnya.
”Jika Anda ingin mengetahui temperatur suhu organisasi, maka letakkan termometer dalam mulut pemimpin.”
~Rick Warren~