Self Improvement
Tetap Semangat Mencapai Impian
by
STUDiLMU Editor
Posted on
Mar 23, 2019
Stres, jalan yang penuh rintangan, sulit untuk mengambil keputusan, dan melewati malam tanpa tidur adalah tantangan yang dihadapi oleh banyak orang, tetapi jika Anda adalah seorang mahasiswa yang berjuang untuk mencari tahu jati diri dan hal-hal yang ingin Anda capai dalam hidup, hal-hal tersebut tampaknya merupakan hal yang biasa terjadi.
Setelah beralih sekolah, beralih jurusan, dan mengambil "tahun yang mudah" dengan hanya mengikuti beberapa kelas di
perguruan tinggi setempat, saya akhirnya pindah ke universitas yang saya cintai dan menemukan bahwa hasrat sejati saya adalah di bidang psikologi. Saya mempelajari cara orang berpikir, bereaksi terhadap situasi, sikap orang dan kecenderungan yang dilakukan oleh seseorang, dan saya menyukai semuanya.
Saat saya mulai membaca buku teks psikologi saya di waktu luang saya, saya menyadari bahwa ini adalah sesuatu yang benar-benar saya minati. Saya senang akhirnya saya dapat menemukan topik yang ingin saya kembangkan. Namun saya segera menyadari, hanya karena saya suka mempelajari subjek tertentu bukan berarti saya harus menuju ke segala arah yang spesifik. Saya tahu saya harus menyesuaikan diri dan memulai langkah saya ke suatu arah, sehingga saya memulai pencarian magang saya. Ya, surat lamaran saya penuh sesak dengan pengalaman menjadi seorang relawan dan pekerjaan sampingan tetapi tidak ada satupun perekrut yang mengatakan ‘Gadis ini memiliki pengalaman dunia nyata, seperti magang.’ Dan timbulah pertanyaan dalam diri saya, Apakah saya telah melewati setiap langkah dengan benar?
Kakak perempuan saya adalah seorang bintang di keluarga kami. Ia menyelesaikan masa magang di tahun pertama kuliahnya dan saat ini ia sedang magang dan mendapatkan gaji dari perusahaan tempat dia magang. Tentunya saya bisa merasakan tekanan orang tua saya menempatkan beban berat di bahu saya. Karena saya adalah seorang yang pindah perkuliahan, meskipun pengalaman di awal sekolah dan di awal kuliah baru terlihat seperti yang saya harapkan, saya selalu merasa sedikit campur aduk dan ketinggalan. Sepertinya saya terus-menerus berurusan dengan masalah baru. Bahkan hampir seringkali saya kebingungan dengan fasilitas kampus dan saya harus terus bertanya untuk sesuatu hal. Jadi tidak mengherankan ketika saya membuka aplikasi lamaran magang, saya akan menutup aplikasi tersebut dengan cepat. Dan saya hanya mengirimkan lamaran saya ke beberapa perusahaan yang bagus berdasarkan perspektif saya.
Ada banyak arah yang dapat diambil jurusan psikologi, namun saya memiliki ketakutan untuk
mendaftar pekerjaan magang pemasaran psikologi sosial, saya berpikir bahwa saya akan terjebak di bidang psikologi itu selamanya. Saya akan bangun setiap pagi untuk pergi bekerja dengan pekerjaan yang tidak saya sukai. Saya merasa hal itu adalah mimpi terburuk. Oleh karena itu, saya hanya mengajukan beberapa posisi magang yang membantu orang lain dengan masalah psikologis, masalah perilaku, kecemasan karena minat utama saya adalah Psikologi kepribadian.
Menunggu itu menyiksa tetapi akhirnya salah satu dari beberapa email lamaran magang yang saya kirim, menelpon untuk mengatur jadwal wawancara. Saya merasakan hal yang sangat luar biasa, saya bahkan tidak menyadari betapa gugupnya saya sampai hari wawancara ketika wanita yang mewawancarai saya bertanya “Kualitas apa yang Anda miliki yang akan membuat Anda sangat cocok untuk perusahaan kami?” Lalu saya menjawab “Uhhhh… baik saya… baik, dan uhhhh ... ramalan saya mengatakan saya sabar ”. (nasihat yang harus diingat adalah jangan berbicara tentang horoskop selama wawancara yang sangat penting. Untungnya wanita itu memiliki rasa humor dan ia malah seringkali tertawa). Namun, tentu saja saya tidak berhasil mendapatkan pekerjaan tersebut.
Akhirnya, sampailah pada bulan April dan perlahan saya menyadari bahwa saya tidak punya rencana apapun. Kampus mulai menimbun proyek-proyek 'akhir semester' yang tak terhitung jumlahnya dan ada penyebutan panduan belajar perspektif untuk ujian akhir. Saya mulai sedikit panik, sangat panik. Saya mencoba untuk menaruh harapan di kepala saya, “Itu bukan masalah besar! Saya dapat memiliki waktu yang luar biasa dan berkumpul dengan teman-teman. Saya dapat menghabiskan libur musim panas dan melakukan perjalanan dengan teman, mencoba semua restoran keren di pusat kota, dan menghadiri jutaan konser. Ini akan menjadi musim panas yang berkesan seumur hidup.” Tetapi sayangnya saya tidak dapat melakukan semuanya, ya saya tidak punya uang untuk melakukan semua itu, atau bahkan sebuah pekerjaan musim panas yang mudah untuk dilakukan saja juga tidak ada.
Saya mencoba mencari peluang magang atau peluang menjadi seorang sukarelawan menit terakhir yang memiliki sedikit hubungan dengan studi psikologi. Akhirnya saya menemukan tugas sukarela untuk musim panas. Bukan itu yang saya inginkan, duduk di dalam kasus pengadilan untuk belajar bagaimana menjadi seorang korban hukum, tetapi itu adalah sesuatu yang saya dapat. Kemudian, beberapa minggu setelah peluang relawan muncul, saya mendengar dari salah satu magang menit-menit terakhir yang saya ajukan mengabari saya bahwa saya dapat melakukan magang. Namun pekerjaan magang itu tidak dibayar, dan saya akan mengasuh anak-anak korban kekerasan yang tinggal di penampungan Wanita Terancam, tetapi itu adalah sebuah pekerjaan magang dan saya akan membantu orang-orang!
Kemudian, seminggu kemudian, saya mendapatkan kabar dari salah satu pekerjaan magang yang saya ajukan. Saya bertemu dengan perekrut dan melakukan wawancara, dan akhirnya saya mendapatkan pekerjaan magang yang benar-benar saya cita-citakan! Awalnya saya tidak punya peluang. Saya berpikir bahwa di musim panas saya tidak akan memiliki pekerjaan dan musim panas hanya akan penuh dengan angin laut dan sinar matahari, tetapi sekarang saya punya.
Ketika tahun ajaran ini selesai, kakak perempuan saya lulus, lalu teman-teman saya bersamaan untuk menindaklanjuti rencana musim panas mereka,dan saya menuju Tennessee untuk magang dan saya juga mendapatkan gaji. Satu lagi, saya akan membantu pemuda yang memiliki masalah dengan perilaku dan mental. Inilah pekerjaan yang saya inginkan dan saya sangat bahagia. Yang awalnya saya tidak melihat ada kesempatan baik, namun akhirnya saya mendapatkan hal yang seperti saya impikan. Saya menyadari bahwa harus tetap yakin dengan impian saya, karena pada akhirnya hasil yang baik akan datang jika saya tetap berusaha.
Berdasarkan pengalaman ini, apakah rekan pembaca juga pernah mengalami hal yang sama? Apakah Anda juga pernah merasa bahwa keadaan sangat sulit dan seolah-olah Anda tidak dapat memiliki
keberuntungan seperti yang dimiliki orang lain? Anda mungkin juga merasa bahwa hidup Anda tidak adil dan Anda tidak berdaya. Jangan melarutkan diri Anda dalam pemahaman ini.
Terkadang hal yang Anda inginkan tampaknya tidak mungkin tercapai. Terkadang hal yang Anda inginkan ada dalam genggaman Anda tetapi Anda mengabaikannya. Tetaplah menjadi tenang,
berpikir positif dan bekerja keras terhadap hal yang Anda inginkan, maka semuanya akan berhasil! Hidup itu sulit, tetapi Anda lebih kuat daripada batu atau penghalang apa pun yang Anda hadapi.
Jadi, jika saat ini rekan pembaca belum mendapatkan hal yang Anda inginkan, tetaplah berusaha dan jangan berputus asa. Anda hanya perlu menunggu dengan sabar sambil mempersiapkan diri Anda untuk peluang besar di depan Anda. Bertahanlah sampai akhir, karena penantian yang disertai usaha dan kerja keras tidak akan pernah mengecewakan. Jadi, tetap semangat ya rekan-rekan.