Leadership
The Power of Goal and Execution
by
STUDiLMU Editor
Posted on
Sep 27, 2018
Setiap Organisasi membutuhkan goal (
planning/strategi) dan proses eksekusi untuk planning yang sudah direncanakan tersebut. Suatu hal yang lumrah dalam organisasi dan mudah untuk diucapkan / dikatakan. Namun akan menjadi lebih menarik (dibaca: sulit untuk dijawab) jika kita bertanya, “Mana yang lebih penting antara planning (strategi) dan eksesusi?” Coba Anda renungkan dan pikirkan sebentar. Bagaimana menurut Anda? Mayoritas dari kita akan menjawab eksekusi lebih penting dan saya setuju. Eksekusi tidak hanyalah lebih penting namun juga lebih sulit. Ram Charan, seorang Guru Manajemen dunia, berkata: “70% Strategi yang direncanakan gagal, karena buruknya Eksekusi”.
Sekarang pertanyaan,”Mengapa eksekusi begitu sulit?” Coba kembali Anda renungkan dan pikirkan sebentar. Bagaimana menurut Anda? Bukankah eksekusi dari berbagai strategi yang sudah dibuat itu menjadi sulit karena kita tidak memiliki waktu untuk melakukannya? Eksekusi menjadi sulit mayoritas disebabkan bukan karena kita tidak mengerti ataupun tidak bisa namun kita terlalu sibuk tenggelam dalam pekerjaan operasional kita sehari – hari (yang kita sebut sebagai whirlwind atau angin ribut). Kita sampai pada prinsip yang penting yaitu tantangan eksekusi bukan hanya mengeksekusi strategi saja, tapi mengeksekusi Goal di tengah whirlwind (pekerjaan sehari-hari).
Untuk menjawab tantangan tersebut , kita akan menggunakan model yang disebut
Excellent Execution Model :
Bagian pertama dalam model ini merupakan bagian yang akan “menjiwai” keempat pinsip lainnya. Bagian kedua membahas mengenai pentingnya kita memilih Critically Important Goal (CIG) dari banyaknya goal-goal penting yang ada. Di sini kita berbicara mengenai pentingnya fokus dari proses eksekusi. Bagian ketiga membahas mengenai lead indicator untuk memastikan agar aktivitas-aktivitas yang kita lakukan benar-benar memiliki dampak pada CIG yang sudah dipilih sebelumnya. Di sini kita berbicara mengenai pentingnya kita melakukan aktivitas-aktivitas terukur yang dapat kita pengaruhi dan berdampak pada CIG. Bagian keempat membahas mengenai dashboard (scoreboard) yang dapat dengan mudah menunjukkan hasil dari apa yang sudah kita lakukan. Di sini kita berbicara mengenai pentingnya suatu alat petunjuk hasil aktivitas kita, apakah kita sedang kalah atau menang, sehingga dapat memotivasi team untuk bersama-bersama bekerja lebih baik lagi. Bagian kelima membahas mengenai rhythm of responsibility sebagai bentuk komitmen dan displin dari setiap anggota team. Di sini kita berbicara mengenai pentingnya review dan follow up yang dilakukan secara bersama-sama sehingga menumbuhkan semangat apresiasi dan support kepada setiap anggota team dalam mencapai CIG.
Model ini akan sangat membantu proses eksekusi dari strategi-strategi yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Tidak hanya karena memiliki hal-hal teknis yang mudah diterapkan dan dilakukan namun juga karena di dalam setiap tahapan tersebut mengandung unsur non teknis yang sangat diperlukan dalam proses eksekusi. Kelima unsur non teknis tersebut disingkat 5C, yaitu:
1. Collaboration : dalam tahap Teamwork
2. Clarity : dalam tahap CIG
3. Capability : dalam tahap Lead Indicator
4. Communication : dalam tahap Dashboard
5. Commitment : dalam tahap Rhythm of Responsibility
Kesimpulan
Strategi dan eksekusi pada prinsipnya adalah sama-sama penting namun proses eksekusi lebih mendapatkan tantangan dari banyaknya pekerjaan operasional kita sehari-hari (whirlwind) sehingga kegagalan organisasi lebih banyak disebabkan oleh faktor eksekusi. Excellent Execution model merupakan suatu tool yang akan membantu proses eksekusi menjadi lebih baik karena lebih fokus dan displin dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang akan berdampak pada mencapaian strategi/goal yang sudah ditentukan.