STUDILMU Career Advice - Tips Menjawab Pertanyaan, “Apa Yang Memotivasi Anda Untuk Bekerja?”

Tips Menjawab Pertanyaan, “Apa Yang Memotivasi Anda Untuk Bekerja?”


by STUDiLMU Editor
Posted on Mar 09, 2019

 
Beberapa pertanyaan umum saat wawancara dapat menjadi jawaban yang paling menantang. "Apa yang memotivasi Anda untuk bekerja?" merupakan sebuah pertanyaan yang sederhana. Hal ini dapat menjadi aspirasi dan tujuan jangka panjang Anda di masa depan untuk Anda tunjukkan bagi pemberi kerja. Jawaban yang Anda berikan akan memberikan gambaran mengapa Anda bangun di pagi hari dan apa yang membuat Anda melakukannya. Bagaimana Anda harus menjawab pertanyaan ini sehingga dapat memberikan alasan yang meyakinkan kepada manajer perekrutan untuk mengingat Anda atau secara tidak sengaja dapat membuat Anda tampak tidak yakin, atau lebih buruk lagi, tidak mempedulikan Anda.
 
Pertanyaan ini dapat membuat atau menghancurkan Anda saat wawancara, ada beberapa kunci penting yang perlu dipertimbangkan saat Anda bersiap untuk menjawab: Apa yang memotivasi Anda untuk bekerja? Dan artikel ini membantu rekan pembaca dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan tepat.
 

1. Refleksikan pertanyaan tersebut terlebih dahulu.

Jika Anda mencoba menjawab pertanyaan ini secara langsung, akan mengurangi nilai lebih yang Anda miliki. Ini adalah kesempatan untuk menunjukkan kesadaran diri yang kuat dan Anda perlu melakukan sebuah refleksi yang bijaksana untuk mendapatkan jawaban yang tepat. Strategi yang bermanfaat dapat berupa memikirkan waktu dalam hidup Anda, saat Anda merasa paling terdorong dan terinspirasi, baik dalam magang sebelumnya, di kelas Anda, di tim olahraga atau sebagai bagian dari kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Mencoba mengikuti tes kepribadian seperti mengidentifikasi dan mengartikulasikan gairah dan kekuatan Anda. Misalnya, jika Anda menemukan bahwa Anda paling termotivasi ketika mempersiapkan proyek-proyek akhir atau bersiap-siap untuk pertandingan kejuaraan, Anda dapat berbagi bahwa memiliki tujuan akhir yang jelas dan ambisius itu penting bagi Anda.
 
Hal yang sama pentingnya adalah merefleksikan kegiatan atau ruang apa yang membuat Anda merasa putus asa atau tidak termotivasi. Meluangkan waktu untuk mengidentifikasi kedua hal ini dapat membantu Anda menghindari pengaturan kerja yang mungkin tidak cocok, terutama jika Anda mencari pekerjaan tingkat awal Anda dan masih mencoba untuk memahami jenis pekerjaan yang paling tepat untuk Anda.
 

2. Jadilah otentik

Manajer perekrut dapat dengan cepat mengetahui apakah Anda tulus dalam menyampaikan motivasi Anda. Tanggapan umum seperti "Saya suka bekerja dengan orang lain" cenderung mudah terlupakan. Tanggapan yang terlalu banyak dapat terlihat tidak tulus. Anda akan menjadi paling menarik saat Anda menyampaikan tanggapan-tanggapan yang otentik, tidak dibuat-dibuat. Lihatlah deskripsi pekerjaan dan temukan hal yang benar-benar Anda sukai. Jika Anda ingin bekerja dalam tim dan Anda melihat bahwa peran ini memiliki manajemen proyek yang sangat kolaboratif, itu adalah tempat yang bagus untuk Anda ada didalamnya. Alternatifnya, jika Anda mendapatkan energi positif dari sebuah tim tetapi pekerjaan ini melibatkan Anda untuk  melakukan pekerjaan secara independen seperti seorang analis data, itu adalah sesuatu yang perlu Anda pertimbangkan dengan hati-hati.
 

3. Jawablah dengan ringkas, positif dan terhubung

“Apa yang memotivasi Anda?” Adalah sebuah pertanyaan yang luas, sehingga Anda dapat tergoda untuk mengeluarkan daftar panjang hal-hal yang membuat Anda bersemangat untuk bangun di pagi hari, tetapi respons yang menarik adalah yang ringkas, didasarkan pada pencapaian sebelumnya, dan terhubung untuk pekerjaan yang ada. Buatlah daftar dua hingga tiga motivasi utama yang disertai dengan:
- Contoh spesifik tentang kapan hal ini memotivasi Anda dan
- Pandangan Anda saat melihat peran di pekerjaan yang Anda lamar
 
Katakan sesuatu seperti: “Saya sangat termotivasi ketika melakukan pekerjaan yang secara positif memengaruhi kehidupan orang lain. Sebagai bagian dari layanan masyarakat yang saya lakukan di kampus, saya mendapat kesempatan untuk terlibat  dengan proyek layanan dengan anggota tim lainnya, dan saya menemukan bahwa saya adalah pribadi terbaik saya ketika saya memiliki kesempatan untuk menghasilkan sebuah kreasi dan melayani orang lain. Saya senang melihat bahwa pekerjaan ini juga berfokus pada pengembangan pola pikir yang berorientasi terhadap pelayanan. ”
 
Tips: Apa pun yang Anda katakan, jangan katakan tentang uang. Gaji itu hal yang penting, tetapi tidak dapat menjadi hal utama yang Anda bagikan dalam sebuah wawancara.
 
Berikut adalah beberapa faktor motivasi yang potensial dan cara menghubungkan hal yang memotivasi Anda untuk deskripsi pekerjaan, yang dapat menjadi pedoman Anda saat wawancara:
1. Mengeluarkan kemampuan terbaik yang dimiliki orang lain → Contoh: Mampu mengelola rekan satu tim untuk memberikan potensi terbaik mereka
2. Ekspresi kreatif → Contoh: Menginovasi solusi baru untuk masalah yang rumit
3. Bekerja dalam tim → Contoh: Mendorong terciptanya kerjasama lintas tim dan departemen
4. Membuat perbedaan → Contoh: Menaikkan standar untuk proses inklusif
5. Memenangkan atau bersaing → Contoh: Menetapkan dan mencapai sasaran secara ambisius.
 
Merefleksikan diri di awal dan mengidentifikasi apa yang benar-benar memotivasi Anda tidak hanya mempersempit pencarian pekerjaan Anda ke daftar peluang yang lebih berarti, tetapi juga akan membantu Anda merasa percaya diri untuk melangkahkan kaki Anda saat wawancara. 
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini