Resume & Interviewing
Tips Sederhana Mempersiapkan Diri sebelum Wawancara Kerja
by
STUDiLMU Editor
Posted on
Mar 23, 2019
Dulu kala semasa SMA, saya masih mengingat dengan jelas, ketika teman sekelas saya waktu SMA, Kian Fahrozi dulunya sibuk dengan video games dan sering bepergian ke mol. Dan ketika bertemu dengan Kian sekarang, ia telah menjadi seorang yang berdagang saham dan bergelut di dunia bisnis.
Siapa pun yang mengenalnya mungkin tidak terlalu terkejut ketika Kian memang sangat menyukai mata kuliah ekonomi di perguruan tinggi, jurusan yang dipelajari saat masih mahasiswa. Satu persatu hal yang dialaminya membuat ia berada pada perilaku ekonomi yang berfokus pada faktor psikologis dan sosial yang juga mempengaruhi keputusan ekonomi.
Menjelang kelulusan, ia tahu bahwa ia ingin terus bekerja di lapangan, tetapi Kian tidak yakin akan hal itu. Kemudian ia menemukan sebuah perusahaan, yang sedang mengadakan wawancara. Ia menghadiri wawancara tersebut dan berharap dapat mengikuti wawancara seperti yang diharapkan : strategis dan analitis.
“Sebelum wawancara, saya mencari tahu banyak hal tentang perusahaan tersebut melalui website mereka,” katanya. "Harga minyak jatuh tepat di saat wawancara saya."
Ketika ia memikirkan tentang minyak dan mencari cara jitu yang tepat untuk menaikkan harga, dia membuat laporan penelitian tentang perubahan harga minyak telah memengaruhi tingkat produksi. Laporan yang dikerjakan Kian membuahkan hasil yang baik. Berita yang lebih baik? Dia tampil dengan memukau di hadapan pewawancara saat menampilkan hasil penelitiannya. Dan tentu saja, ia mendapatkan pekerjaan itu.
Sejak hari pertamanya sekitar satu setengah tahun lalu, hal tersebut menjadi pembelajaran dan pertumbuhan karier yang berkelanjutan untuk Kian. Melalui program rotasi pekerjaan, dia memiliki kesempatan untuk bekerja di tiga lokasi anak perusahaan yang berbeda, di dua negara yang berbeda, dan dia sedang akan dikirim untuk negara berikutnya.
Ia bisa mendapatkan semua karena program unik yang dibuatnya, Kian mendapat empat pekerjaan dalam satu waktu dimana kebanyakan orang menghabiskan waktu tersebut hanya untuk satu pekerjaan. Tidak banyak lulusan baru yang dapat mengatakan bahwa mereka telah melakukan hal hebat tersebut. "Pengalaman saya mirip dengan kebanyakan pengalaman yang dimiliki para lulusan baru," katanya. “Saya tidak tahu apa yang ingin saya lakukan karena saya belum pernah melakukan apapun.” Program Pengembangan Kepemimpinan membuatnya mengetahui hal yang ia ingin lakukan dan yang tidak ingin ia lakukan.
Hal lain apa yang ia pelajari? Ia belajar bagaimana beradaptasi dengan lingkungan dan tantangan baru. Dalam program program rotasi kerja, seperti yang ada di perusahaannya, Kian memiliki enam bulan untuk mempelajari peran baru, memahami budaya kantor, dan membuat koneksi baru sebelum pindah ke pekerjaan lain, dan mungkin negara lain.
Ketika dia pindah dari kampung halamannya, Kian mengatakan bahwa perubahan itu membutuhkan penyesuaian. Tetapi ia mencari tahu bagaimana caranya mengambil peran baru di sebuah kota baru. Ini merupakan tantangan yang sangat berharga baginya. Dan sejak rotasi pertama dalam akuntansi pembiayaan, yang membuatnya bekerja di tempat di pabrik manufaktur, Kian telah menyalurkan hasratnya menjalani pelaku ekonomi ke dalam kariernya.
Kian tahu bahwa menyusun instrumen ilmiah membutuhkan daftar panjang. Ia harus menyusun dengan jelas langkah-langkah yang diperlukan dari awal sampai akhir. Jika seseorang melewatkan satu langkah, itu berarti akan menghabiskan uang perusahaan. Jadi, Kian menarik dari apa yang dipelajari tentang perilaku dan keuangan manusia dan menemukan solusi yang membuat perusahaan dapat memeriksa setiap langkah dari proses jauh lebih mudah dan lebih hemat.
Dan apa yang Kian lakukan ketika dia tidak memecahkan masalah perilaku ilmiah tersebut? Pastinya ia tidak akan berada dalam posisinya sekarang ini.
Ketika Kian bergabung dengan Program Pengembangan
Kepemimpinan Keuangan, perusahaan ini juga memiliki program sarjana di bidang keuangan, teknologi informasi, operasi, pengadaan, dan penjualan, dan program tingkat pascasarjana dalam manajemen umum dan sumber daya manusia.
Lalu hal apa yang dapat dipelajari dari pengalaman Kian? Kita sama-sama tahu bahwa sebuah wawancara adalah hal penting yang tidak boleh dilewatkan. Itu merupakan titik penentu bagi para perekrut untuk memastikan apakah Anda dapat lanjut ke tahap berikutnya dan diterima atau Anda harus gugur dan tersingkirkan. Apakah rekan pembaca selalu memastikan bahwa Anda telah siap untuk duduk dan menjawab setiap pertanyaan yang akan dilontarkan?
Ketika perusahaan mengundang Anda untuk sebuah wawancara, pastikan Anda menyiapkan diri Anda dengan baik. Sama seperti yang Kian lakukan, Anda dapat melakukan beberapa pencarian dan penelitian akan bidang usaha perusahaan tersebut, perjalanan karier perusahaan, prestasi perusahaan dan bahkan orang-orang yang berada didalamnya.
Anda bukanlah harus hadir dengan
pakaian yang tepat saja, Anda juga harus menyiapkan diri Anda tentang semua informasi yang berkaitan dengan perusahaan tersebut. Sehingga ketika Anda mendapatkan studi kasus ataupun pertanyaan lain, Anda akan mampu menjawab dengan jawaban yang memukau perekrut. Dan tentunya, Anda akan mendapatkan pekerjaan itu.
Anda tentu tidak ingin melewatkan sebuah peluang besar, bukan? Apalagi jika perusahan dan posisi tersebut merupakan sesuatu yang Anda dambakan. Persiapkan diri Anda dengan matang dan tampilkan kemampuan Anda dengan cara memukau.
Surat lamaran yang luar biasa akan tercermin kebenarannya melalui penampilan Anda saat wawancara kerja. Jadi, jangan sampai Anda mengecewakan perekrut kehilangan kesempatan besar hanya karena Anda tidak mempersiapkannya dengan baik. Semoga pengalaman ini dapat menjadi sebuah pembelajaran berharga bagi rekan pembaca, sehingga Anda mampu mengikuti dan mengakhiri sesi wawancara dengan memukau.