STUDILMU Career Advice - Toxic adalah Penghambat Kebahagiaan di Kantor

Toxic adalah Penghambat Kebahagiaan di Kantor


by STUDiLMU Editor
Posted on Jul 26, 2019

Definisi Toxic

Toxic dalam bahasa Indonesia adalah racun, yang mana istilah ini bisa digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang beracun atau membawa pengaruh negatif terhadap orang-orang di sekitarnya. Orang-orang ini biasanya dikenal dengan sebutan toxic people. Toxic people alias orang-orang yang “beracun” adalah jenis pribadi yang suka menyusahkan dan merugikan orang lain, baik secara fisik maupun emosional. Berikut ciri-ciri orang toxic: senang menyebarkan gosip-gosip negatif, merendahkan atau meremehkan orang lain, tidak mau mengakui kesalahan atau minta maaf, hanya mau senangnya saja, tidak berempati atau bersimpati pada orang lain, suka memanipulasi orang lain, dan lain-lain.
 
Kata “toxic” telah meninggalkan kesan yang cukup buruk untuk seseorang, namun istilah ini juga menjadi peringatan bagi orang-orang di sekitarnya agar dapat menjauhkan diri dari mereka. Dikarenakan toxic dan orang-orang yang ada di dalamnya akan memberikan pengaruh yang buruk, maka toxic artinya hal yang sering dikategorikan sebagai penghambat kebahagiaan. 
 
Orang-orang toxic adalah orang-orang memang sangat merugikan bagi kehidupan kita. Mereka bukan hanya menghambat kesuksesan kita, namun kehadiran mereka dapat memberikan pengaruh negatif dan kerisauan bagi orang-orang di dekatnya. Itulah mengapa, untuk menjadi bahagia kita perlu menghindari segala sesuatu yang berkaitan dengan toxic, baik berkaitan dengan lingkungan, orang-orang di dalamnya, dan lain-lain. 
 

Toxic Relationship atau Hubungan Toxic

Toxic relationship atau hubungan toxic adalah hubungan yang ditandai oleh perilaku pasangan atau rekan kerja toxic yang secara emosional dan, tidak jarang, merusak secara fisik pasangannya. Sementara hubungan yang sehat berkontribusi pada harga diri dan energi emosional, hubungan yang toxic merusak harga diri dan menghabiskan energi. Hubungan yang sehat melibatkan saling peduli, menghormati, dan kasih sayang, minat pada kesejahteraan dan perkembangan positif pasangan atau rekan kerja, kemampuan untuk berbagi kendali dan pengambilan keputusan, singkatnya, keinginan bersama untuk kebahagiaan satu sama lain. Hubungan yang sehat adalah hubungan yang aman, hubungan di mana kita bisa menjadi diri kita sendiri tanpa rasa takut, tempat di mana kita merasa nyaman dan aman. Hubungan toxic, di sisi lain, bukan tempat yang aman. Hubungan beracun ditandai oleh rasa tidak aman, egois, dominasi, kontrol. Kita mengambil risiko keberadaan kita dengan tetap dalam hubungan seperti itu. Mengatakan hubungan toksik itu disfungsional, paling tidak, meremehkan.
 

Bagaimana agar Hidup Bahagia tanpa Orang-orang Toxic? 

Pengaruh negatif yang dibawa oleh orang-orang toxic membuat kehidupan kita menjadi tidak tenang, bahkan kita akan merasa resah ketika harus berinteraksi dengan mereka. Pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang cara-cara untuk tetap merasa bahagia dengan cara meninggalkan orang-orang toxic di dalam kehidupan kita. Menurut website marc and angel, ada 6 cara yang bisa kita terapkan agar tetap bisa hidup bahagia tanpa orang-orang toxic.
 

1. Terus Melangkah tanpa Orang-orang Toxic. 

Apabila rekan-rekan pembaca memiliki teman atau rekan kerja yang selalu memerintah kita dengan emosi, selalu ingin kehendak mereka dipenuhi dan selalu melakukan hal-hal yang membuat kita risih, maka mereka bisa dikategorikan sebagai toxic people. 
 
Menghindari mereka bukan berarti kita telah bersikap jahat atau tidak peduli dengan mereka. Namun, semua itu kita lakukan demi kenyamanan dan kebahagiaan diri kita sendiri. Apalagi jika kita selama ini kita sudah berusaha untuk berbaik hati dan membantu mereka berubah dari sikap dan perilaku negatifnya. Jika usaha kita dipandang sebelah mata oleh orang-orang toxic ini, maka tidak ada yang bisa kita lakukan lagi, selain menjauhi mereka. 
 
Jangan takut untuk melangkah keluar dan menjauh dari mereka, karena ini memang satu-satunya solusi terbaik yang kita miliki. Hidup kita tidak akan berakhir dan berantakan tanpa kehadiran mereka. Malah kehidupan kita akan semakin baik tanpa pengaruh apapun dari orang-orang seperti ini. 

2. Mencoba untuk Mengubah Sikap dan Perilaku Negatif Mereka. 

Ada kalanya kita sebagai manusia ingin mengajak kebaikan kepada orang-orang di sekitar kita. Menemukan orang-orang toxic tidak membuat kita langsung menyerah, ilfil atau menghindari mereka, namun kita semua pasti memiliki kecenderungan untuk mengajak mereka ke arah yang lebih baik. 
 
Misalnya, mencoba memberitahu mereka bahwa sikap menjelek-jelekkan rekan kerja di kantor adalah hal yang tidak baik atau mengajak mereka untuk bersama-sama menyelesaikan permasalahan yang ada, tanpa pergi menghindari permasalahan yang datang. 
 
Apabila rekan-rekan Career Advice yakin bahwa cara ini bisa berhasil, maka tidak ada salahnya untuk mencoba. Jika berhasil, maka ini akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi rekan pembaca karena telah berhasil membuat orang-orang negatif menjadi lebih baik dari sebelumnya. 

3. Apapun yang Mereka Lakukan, Jangan Diambil Hati!

Salah satu hal yang perlu diingat adalah sikap negatif apapun yang orang-orang toxic ini lakukan, kita tidak perlu mengambil hati atau memikirkannya sampai terlalu dalam. Hal-hal negatif yang mereka lakukan dan sebarkan cukup menjadi perwakilan atas diri mereka sendiri. Apabila kita melawan atau menanggapi sikap negatif mereka dengan cara-cara yang kurang baik, maka tidak ada perbedaan antara kita dan mereka. Dengan kata lain, kita akan sama-sama menjadi orang yang negatif. 
 

4. Tidak Menganggap Remeh terhadap Perilaku Negatif yang Mereka Lakukan. 

Jika usaha kita untuk membantu mereka menjadi lebih baik akan menjadi hal yang sia-sia, maka langkah berikutnya yang harus kita lakukan adalah berhenti berpura-pura bahwa perilaku beracun mereka merupakan sikap yang baik-baik saja. Ketika kita menganggap bahwa perilaku mereka adalah sesuatu yang baik-baik saja, maka orang-orang toxic akan berpikir orang-orang disekitarnya merasa OK dengan perilaku mereka. 
 
Sikap yang terlalu mentolerir kebiasaan-kebiasaan buruk mereka hanya akan membuat kondisi menjadi semakin buruk dan merugikan. Orang-orang toxic bukan hanya semakin merugikan kita, namun mereka juga akan semakin menjadi-jadi dengan merugikan orang lain di sekitarnya. 
 
Tidak ada untungnya untuk tetap mentolerir sikap dan perilaku negatif mereka, apalagi berusaha menganggap bahwa itu adalah hal yang baik-baik saja. 
 

5. Samakan Posisi dengan Mereka dan Bicaralah!

Seringkali orang-orang toxic menganggap bahwa orang-orang disekitarnya akan merasa baik-baik saja dengan perilaku mereka. Selain itu, tidak sedikit dari mereka yang akan berpikir bahwa kita akan takut untuk melawan mereka dan berbicara secara langsung dengan lantang. Apabila rekan-rekan Career Advice ada dalam posisi ini, maka hanya satu kata yang cocok menjadi solusi yaitu, LAWAN!
Kata lawan disini bukan berarti melawan mereka dengan kekerasan. Namun, kita perlu angkat suara dan berbicara pada mereka dengan tegas dan lantang. Sebagai contoh: 
- “Saya perhatikan sepertinya Anda terlihat marah. Apakah ada sesuatu yang mengganggu?” Sampaikan hal ini jika rekan kerja toxic Anda merasa bete atau kesal karena rekan pembaca telah mengabaikan mereka. 
- “Anda terlihat kesal dan bosan, apakah Anda pikir apa yang saya katakan tadi tidak penting?” kalimat ini cocok untuk rekan pembaca sampaikan ketika mereka tidak memperdulikan apapun yang rekan pembaca sampaikan. Buat mereka takut dengan kalimat ini agar mereka menyadari bahwa rekan pembaca memiliki pertahanan yang kuat. 
- “Sikap Anda telah membuat saya kesal sekarang. Apakah ini memang tujuan Anda?” Kalimat ini sangat cocok untuk disampaikan kepada orang-orang toxic. Ini juga akan mempertegas bahwa kita berani untuk melawan sikap negatif yang telah mereka sebarkan selama ini. 
 

6. Luangkan waktu untuk diri sendiri.

Apabila rekan pembaca sudah berusaha untuk menghindari para toxic people sebaik mungkin, dan mereka tetap ada di dalam kehidupan Anda. Tetap bertenang, tarik napas dan yakini diri bahwa segalanya akan baik-baik saja. Satu-satunya solusi pada kondisi ini adalah meluangkan waktu untuk diri sendiri. Pastikan rekan pembaca memiliki “me time” untuk bersantai, beristirahat dan memulihkan diri dari segala kondisi buruk yang rekan pembaca alami selama ini. 
 
Semuanya kembali lagi pada diri kita sendiri, apakah kita tetap ingin bersama orang-orang toxic? Melawan mereka? atau menjauhi mereka dan membuat kehidupan baru yang lebih damai? Apapun keputusan rekan pembaca, pastikan bahwa tindakan tersebut adalah keputusan terbaik yang pernah Anda buat, karena kehidupan kita adalah milik kita sendiri. Tetap semangat ya, rekan-rekan Career Advice!
Featured Career Advices

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Rahasia Sukses Wawancara Kerja: Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Menggunakan Media Sosial untuk Meningkatkan Brand Awareness

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Cara Mengatasi Overthinking untuk Tetap Produktif

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Mengatasi “Quarter-Life Crisis”: Langkah Menuju Karier Impian

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

Bagaimana ChatGPT dan AI Mengubah Cara Kita Bekerja?

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

5 Langkah Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Tempat Kerja

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Bagaimana Mengatasi Deadline Ketat Tanpa Stres Berlebihan

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini

Kenali Demensia Alzheimer Sejak Dini