Tips of Management
Penyebab Gagalnya Onboarding Karyawan
by
STUDiLMU Editor
Posted on
Jan 19, 2024
Onboarding karyawan adalah proses dimana karyawan baru mengenal posisi, tim, dan perusahaan mereka. Onboarding yang efektif membantu karyawan menjadi bagian dari perusahaan dan membuat perubahan positif yang berkontribusi terhadap tujuan perusahaan jauh lebih efektif dibandingkan tanpa onboarding. Proses ini biasanya memakan waktu hingga 8 bulan. Faktanya, tidak ada proses yang jelas untuk keberhasilan orientasi karyawan. Program ini biasanya berbeda dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya dan biasanya disesuaikan dengan ukuran dan budaya perusahaan.
Menerapkan program onboarding karyawan sangat penting untuk membangun perusahaan yang solid dan inklusif. Karyawan baru mungkin kewalahan dengan banyaknya informasi yang diberikan. Parahnya lagi, karyawan bisa menjadi bingung karena kurangnya informasi. Menurut studi yang dilakukan oleh Careerbuilder dan Silkroad Technology, 1 dari 10 orang meninggalkan perusahaan karena pengalaman onboarding yang buruk. Selain itu, 37% karyawan mengatakan manajer mereka tidak memainkan peran penting dalam mendukung onboarding. Tanpa prosedur onboarding yang tepat, pergantian karyawan meningkat dan produktivitas menurun. Penurunan keterlibatan karyawan ini menghabiskan banyak uang bagi perusahaan setiap tahunnya. Perlu kita ketahui bahwa suatu program onboarding karyawan akan mengalami gagalan apabila perusahaan melakukan kesalahan-kesalahan berikut ini:
1. Tidak adanya sense of ownership
Banyak perusahaan yang gagal menciptakan sense of ownership, sehingga mereka gagal menjembatani karyawan untuk mendukung visi, misi, dan budaya perusahaan. Hal ini akan menyebabkan terjadinya kesenjangan antar karyawan.
2. Trainer tidak kompeten
Kegagalan orientasi juga dapat disebabkan oleh kesalahan perusahaan dalam memilih pelatih. Sekalipun materi pelatihan yang diberikan sangat baik dan detail, namun jika pelatihnya tidak berkompeten maka pegawai baru tidak akan mendapatkan informasi yang baik. Oleh karena itu, perusahaan perlu selektif dalam memilih trainer yang tidak hanya menguasai materi tetapi juga memiliki kemampuan komunikasi yang baik.Artinya, apa yang diajarkan dalam pelatihan dipahami dan dipraktikkan oleh pegawai baru.