Tips of Management
Mempersiapkan Dana Darurat untuk Peristiwa Tak Terduga
by
STUDiLMU Editor
Posted on
Nov 06, 2020
Contoh Perhitungan Dana Darurat
Contoh perhitungan dana darurat untuk pribadi atau seorang yang masih lajang berkisar antara 3 hingga 6 bulan. Misal, A merupakan seorang lajang yang memiliki penghasilan 5.000.000 setiap bulannya, A merupakan perantau di Jakarta yang tinggal di indekos dan memiliki motor sebagai transportasi untuk pergi bekerja. Perhitungan kebutuhan rutin setiap bulan antara lain :
Biaya indekos
|
1.000.000
|
Biaya makan perhari (75.000 x 31 hari)
|
2.325.000
|
Biaya bensin
|
200.000
|
Biaya kebutuhan bulanan (alat mandi, alat cuci, dll)
|
200.000
|
TOTAL
|
3.725.000
|
Maka alokasi dana darurat minimal yang dipersiapkan sejumlah 3.725.000 x 3 = Rp 11.175.000. Jika A mengalokasikan dana darurat sebesar 5% dari gaji bulanannya maka setiap bulan A perlu menyisihkan sebesar 5.000.000 x 5% = 250.000 untuk disimpan sebagai dana darurat.
Berikutnya, contoh perhitungan dana darurat untuk keluarga yang tidak memiliki anak, semisal alokasi dana darurat yang diambil sebesar 9 bulan. Misal B dan C adalah pasangan yang baru menikah dan mengontrak sebuah rumah. Penghasilan mereka jika digabung sebesar 12.000.000 setiap bulannya, mereka memiliki motor sebagai alat transportasi mereka. Maka perhitungan kebutuhan rutin setiap bulannya, antara lain :
Biaya kontrakan per bulan
|
3.000.000
|
Biaya listrik, air, keamanan, kebersihan, WIFI
|
1.000.000
|
Biaya makan perhari berdua (200.000 x 31 hari)
|
6.200.000
|
Biaya bensin
|
200.000
|
Biaya kebutuhan bulanan (alat mandi, alat cuci, dll)
|
500.000
|
TOTAL
|
10.900.000
|
Maka alokasi dana darurat minimal yang dipersiapkan sejumlah 10.900.000 x 9 = Rp 98.100.000. Jika B dan C mengalokasikan dana darurat sebesar 5% dri gaji bersama setiap bulannya, maka mereka perlu menyisihkan sebesar 12.000.000 x 5% = 600.000 untuk disimpan sebagai dana darurat.
Lalu yang terakhir, contoh perhitungan dana darurat untuk keluarga yang memiliki anak. Keluarga H memiliki 1 orang anak yang duduk dibangku sekolah dasar. Penghasilan mereka jika digabung sebesar 25.000.000 setiap bulannya karena sang istri memiliki usaha sampingan kreatif, mereka memiliki mobil sebagai alat transportasi mereka serta cicilan rumah. Maka perhitungan kebutuhan rutin setiap bulannya, antara lain :
Biaya cicilan rumah
|
2.000.000
|
Biaya listrik, air, keamanan, kebersihan, WIFI
|
2.000.000
|
Biaya makan perhari (300.000 x 31 hari)
|
9.300.000
|
Biaya bensin
|
1.000.000
|
Biaya sekolah anak
|
1.000.000
|
Biaya kebutuhan bulanan (alat mandi, alat cuci, dll)
|
1.000.000
|
TOTAL
|
16.300.000
|
Maka alokasi dana darurat yang perlu dipersiapkan sejumlah 16.300.000 x 12 = Rp 195.600.000. Jika Keluarga H mengalokasikan dana darurat sebesar 5% dri gaji bersama setiap bulannya, maka mereka perlu menyisihkan sebesar 25.000.000 x 5% = 1.250.000 untuk disimpan sebagai dana darurat.
Lalu, bagaimana jika resesi terjadi sebelum dana darurat terkumpul?