Self Improvement
Menghadapi Quarter Life Crisis
by
STUDiLMU Editor
Posted on
Nov 10, 2020
2. Khawatir dengan masa depan
Masa depan menjadi salah satu penyebab terjadinya quarter life crisis pada individu berusia 20-an. Baru memasuki dunia kerja dan memulai karir menjadi momok tersendiri dalam mengkhawatirkan masa depan, seperti kekhawatiran jika pekerjaan tidak dapat berjalan dengan lancar, karir yang stagnan, ketidakmampuan untuk membeli aset seperti rumah dan mobil, kekhawatiran tidak mendapatkan pasangan yang sesuai dengan keinginan kita serta kekhawatiran tidak dapat mencapai tujuan. Kekhawatiran masa depan terjadi karena ada ketakutan akan keadaan yang tidak membuat kita nyaman di masa depan seperti tidak memiliki uang, tidak memiliki pekerjaan yang baik atau tidak memiliki pasangan.
3. Hobi yang terhalang dengan pekerjaan
Tidak sedikit orang yang memiliki pekerjaan tidak sesuai dengan passion. Untuk beberapa orang yang memiliki idealisme tinggi mungkin ini menjadi sesuatu dilema tersendiri. Di samping itu pekerjaan yang dijalani kerap kali merupakan pekerjaan yang berbeda jauh dengan hobi dan passion yang dimiliki, sehingga menjalani pekerjaan dengan setengah hati dan kembali mempertanyakaan persoalan pekerjaan yang sedang dijalani.
4. Seringkali merasa gagal
Kalah merupakan salah satu bentuk kegagalan dalam hidup. Semasa sekolah terkadang orang tua berharap kita selalu menjadi juara kelas, namun kita tidak selalu dapat memenuhi keinginan orang tua. Mungkin itu salah satu bentuk dari kegagalan yang kita hadapi semasa kita kecil. Kegagalan tersebut berskala semakin besar dengan bertambahnya usia, semisal lulus kuliah yang terlambat, mendapatkan pekerjaan yang tidak sesuai atau bahkan gagal lulus kuliah, gagal mendapatkan pekerjaan, menjadi berbagai macam bentuk kegagalan yang membuat diri kita merasa dan gagal dan kecewa terhadap diri sendiri.
5. Merasa tertinggal dengan teman-teman
Semakin kita memiliki banyak teman, terkadang semakin sering kita membandingkan diri kita dengan teman kita. Ketika teman kita memiliki pekerjaan yang lebih bagus, pendidikan yang lebih tinggi, dan pasangan yang lebih menarik menjadi kekecewaan sendiri karena kita tidak mampu untuk bisa menyangi atau sama dengan apa yang teman kita miliki. Padahal membandingkan milik kita dengan orang lain bukan merupakan hal yang bijak, kita tidak pernah tahu dibalik perjuangan yang sebenarnya dilakukan oleh teman kita mungkin mereka lebih banyak berjuang dibandingkan diri kita sendiri.