Self Improvement
Menghadapi Quarter Life Crisis
by
STUDiLMU Editor
Posted on
Nov 10, 2020
6. Mulai mempertanyakan jati diri
Selama 18 tahun pertama dalam hidup kita, kita hidup di bawah norma dan budaya di mana kita tinggal. Norma dan budaya tersebut terkadang berbeda dengan apa yang sudah kita alami, baca dan anut. Menjadi dewasa di negara timur bukan berarti terbebas secara sepenuhnya dari bayang-bayang orang tua. Orang tua tetap berperan andil dalam kehidupan kita, seperti pernikahan dimana orang tua tetap ikut campur dalam mengadakan pesta pernikahan. Ketika kita mulai hidup mandiri, terkadang ada dilema ketika norma yang kita anut tidak sesuai dengan norma yang dimiliki oleh orang tua. Gejolak yang timbul di dalam diri menjadi sebuah krisis tersendiri yang terdapat di dalam diri individu, karena takutnya pertengkaran, tidak diterima, stigma dan berbagai hal negatif lainnya yang dapat terjadi pada diri kita sendiri.
7. Ekspektasi
Di antara semua penyebab yang telah dijelaskan sebelumnya, inti dari penyebab quarter life crisis itu sendiri adalah ekspektasi. Manusia bisa berharap atau berekspektasi, kedua hal tersebut berbeda namun kerap kali disamakan. Dari segi bahasa sendiri berdasarkan Oxford Learner’s Dictionaries harapan dan ekspektasi memiliki makna yang berbeda yaitu “
“hope (v).: to want something to happen and think that it is possible” (terj: menginginkan sesuatu dapat terjadi dan berpikir bahwa sesuatu itu mungkin terjadi)
“expect (v).: to think or believe that something will happen or that somebody will do something” (terj: berpikir dan percaya bahwa sesuatu akan terjadi atau seseorang akan melakukan sesuatu)
Dari kedua makna tersebut dapat terlihat perbedaan antara harapan dan ekspektasi. Pada ekspektasi terlihat bagaimana kita merasa yakin bahwa sesuatu “akan” terjadi, sehingga jika kata “akan” tersebut pada akhirnya tidak benar-benar terjadi maka kekecewaan yang akan datang menghampiri.
Dari beberapa penyebab yang sudah dijelaskan, sedikit banyak mungkin terjadi pada kebanyakan individu pada rentang usia 20-an hingga menjelang 30 tahun. Penyebab tersebut menjadi sesuatu yang wajar selama tidak berlarut dan justru menghalangi diri untuk berkembang.
Lalu, Bagaimana Cara Menghadapi Quarter Life Crisis?
Seperti yang telah dilansir dari artikel Psychology Today bahwa quarter life crisis memang diperlukan pada dewasa awal, karena quarter life crisis dapat membuat diri kita berkembang. Tapi memberikan semangat diri bukan sesuatu yang begitu muda, beberapa tips berikut dapat memberikan semangat positif untuk membuat diri tidak belarut-larut pada kesedihan dan kekecewaan yang timbul akibat quarter life crisis :